Monthly Archives: July 2007

Pola Pikir Sains* dan Matematika (Part 2)

Oleh: Al Jupri

Artikel ini adalah lanjutan dari artikel: Pola Pikir Sains* dan Matematika (Part 1).

Setelah sang professor membahas tentang pola pikir sains, ia pun melanjutkan pembahasannya.

“Setelah kita tahu pola pikir sains, selanjutnya akan kita bahas pola pikir matematika. Seperti apakah pola pikir matematika itu?” begitu pertanyaan retorik sang professor. Suasana yang semula agak ramai karena diskusi, sekarang mulai tenang lagi. Para mahasiswa mulai diam berkonsentrasi, siap menyimak penjelasan selanjutnya.

“Berbeda dengan sains, pola pikir yang digunakan dalam matematika itu adalah pola pikir deduktif. Yakni pola pikir yang didasarkan pada pernyataan yang umum kemudian diturunkan kasus-kasus yang khusus. Jadi pola pikir ini berkebalikan dengan pola pikir induktif. Untuk lebih mudahnya, mari kita lihat contoh proses berpikir deduktif itu,” begitu kata sang professor. Kemudian ia menuliskan sesuatu di papan tulis, seperti berikut ini. Continue reading

15 Comments

Filed under Fisika, Matematika, Matematika SD, Matematika SMA, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Sains

Pola Pikir Sains* dan Matematika (Part 1)

Oleh: Al Jupri

“Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang pola pikir yang dipakai dalam sains dan matematika,” ucap seorang professor filsafat di depan para mahasiswanya, sambil menekan tombol overhead projector (OHP) di sampingnya.

“Yang pertama akan kita bahas adalah pola pikir yang digunakan dalam sains,” sambil ia meletakkan slide di OHP yang sudah dihidupkannya tadi. “Agar lebih mudah mengerti pola pikir sains, mari kita lihat contoh-contoh yang sudah biasa kita kenal,” ajak sang professor pada para mahasiswanya untuk sama-sama melihat tulisan yang terhampar di layar. Continue reading

11 Comments

Filed under Fisika, Matematika, Matematika SD, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Sains

Cara Mencari Kebenaran melalui “Dongeng”

Oleh: Al Jupri

“Salah satu cara untuk mencari kebenaran yaitu melalui dongeng,” begitu seorang professor memulai kuliahnya. Kemudian ia bertanya ke mahasiswa-mahasiswa yang hadir mengikuti perkuliahannya. Beberapa mahasiswa ia tunjuk untuk dimintai pendapatnya tentang dongeng.

Mahasiswa A berkata, “Dongeng adalah suatu cerita yang di dalamnya terkandung nasihat yang baik bagi anak-anak. Contohnya dongeng Si Kancil dan Buaya,” begitu ia berpendapat.

Mahasiswa B berkata, “Dongeng adalah cerita rakyat yang mengisahkan legenda suatu tempat. Misalnya legenda gunung Tangkuban Perahu,” begitu ia berpendapat dengan mantap.

Mahasiswa C berkata, “Dongeng itu sebenarnya cuma cerita buatan orang jaman dulu untuk membodohi anak-anak. Karena dongeng adalah akronim dari perkataan ngabobodo anak cengeng…” Continue reading

12 Comments

Filed under Cerita Menarik, Kenangan, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika

Memperbaiki “Citra Buruk” Guru Matematika, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Sudah sejak lama saya sering mendengar (mitos) bahwa kebanyakan guru matematika itu “tampang”nya menyeramkan, menakutkan, serius, galak, serta orangnya sulit diajak basa-basi, terlalu “to the point”, sulit diajak senyum, dan berbagai citra buruk lainnya. Karena citranya seperti itu ada juga yang berani menggambarkannya dengan sindiran. Sindirannya itu begini katanya, guru matematika itu mukanya seperti segi empat, mulutnya seperti segitiga, matanya seperti bola pingpong, kepalanya seperti bola sepak, dan telinganya seperti angka tiga. Bahkan ada juga yang lebih berani menyindir dengan kata-kata yang kasar. Semisal bahwa guru matematika itu adalah “biangnya horor” sepanjang jaman.

Tentunya citra-citra seperti tersebut tak sepenuhnya benar. Karena citra yang buruk seperti itu, siapapun Anda sebagai guru matematika tentunya perlu introspeksi diri, perlu memperbaiki diri, perlu mengubah citra tersebut menjadi citra yang baik. Namun, bagaimana caranya? Bagaimana ya caranya? Continue reading

16 Comments

Filed under Harapan, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan

“Menafsirkan” Konsep-konsep Fisika, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Seringkali ketika belajar fisika di sekolah, kita serasa dijejali rumus-rumus yang kurang dapat dimengerti maknanya. Kita seperti hanya diajari rumus dan contoh pemakaiannya dalam pengerjaan soal. Kita seperti hanya diajari contoh-sontoh soalnya saja. Akibatnya kita seringkali hanya bisa menjawab soal-soal fisika yang sudah pernah ada contohnya, namun kesulitan menyelesaikan soal-soal lain yang belum ada contoh penyelesaiannya walaupun konsep yang dipakai “itu-itu” juga. Apa sebabnya?

Sebabnya adalah kemungkinan karena kita belum mengerti konsep, kita hanya hafal konsep atau rumus, kita hanya terampil melakukan perhitungan, kita hanya terpaku pada contoh yang sudah ada, tetapi kita kurang mengerti makna konsep yang kita pelajari. Sebagai contoh mari kita ambil yang sederhana, yaitu konsep percepatan. Untuk mengerti tentang percepatan tentu kita perlu tahu tentang kecepatan. Seperti apa hubungan keduanya? Continue reading

26 Comments

Filed under Fisika, Iseng, Pendidikan, Renungan, Sains

Cara Agar Lulus Tes CPNS*, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Petunjuk: Pilih satu jawaban yang benar dari tiap soal berikut**!

Soal 1: Nilai x yang memenuhi persamaan \frac{3}{5} + 3x = 6 adalah…

A. \frac{6}{10} B. \frac{21}{15} C. \frac{36}{20} D. \frac{55}{25} E. \frac{65}{30}

Soal 2: Di antara bilangan-bilangan berikut yang nilainya lebih besar daripada \frac{6}{7} adalah…

A. \frac{72}{96} B. \frac{72}{81} C. \frac{78}{91} D. \frac{40}{48} E. \frac{26}{39}

Soal 3: Bila m dan n adalah bilangan bulat positif dan memenuhi persamaan \frac{m}{12} + \frac{n}{5} = \frac{14}{15} maka m + n =

A. 3 B. 4 C. 5 D. 6 E.7

Soal 4: Diketahui ABCD adalah persegi panjang dan bahwa besar sudut BEC adalah 55^0. Bila x adalah bilangan yang menyatakan besar sudut AEB pada gambar berikut, maka \frac{x}{5} =

cpns.jpg

A. 12 B. 13 C. 14 D. 15 E. 16

Soal 5: Tom dapat mengerjakan lima buah soal tes CPNS ini dalam waktu 3 menit, Jerry dapat mengerjakannya dalam waktu 4 menit, dan Udin 6 menit. Bila mereka bekerja sama, berapa waktu yang mereka butuhkan?

A. 1 menit 20 detik B. 1 menit 30 detik C. 1 menit 40 detik D. 1 menit 50 detik E. 2 menit 20 detik

__________Selamat mengerjakan soal-soal ya….__________

Bagaimanakah caranya agar lulus tes CPNS? Continue reading

47 Comments

Filed under Harapan, Iseng, Matematika, Matematika SMP

Pertanyaan

Oleh: Al Jupri

Setelah beberapa pekan saya tak menulis cerita si Tom, ternyata saya merasa kangen juga. Biasanya cerita si Tom yang nakal itu saya buat karena terinspirasi dari kisah nyata semasa kecil dulu yang pernah saya alami, pernah saya dengar, atau pernah saya saksikan sendiri. Terkadang juga cerita tentang si Tom itu dibuat karena terinspirasi beberapa cerita anak-anak yang pernah saya baca. Dan seringnya cerita-cerita si Tom itu dibuat setelah saya membaca buku-buku matematika. Jadinya, cerita tentang si Tom merupakan cerita perpaduan kisah nyata, hasil imajinasi (fiktif), dan matematika. Entah disebut cerita macam apa si Tom ini, saya sendiri belum tahu.

Kali ini, dalam cerita berikut ini si Tom masih duduk di kelas 4 SD. Ceritanya merupakan sedikit lanjutan dari cerita: “Kali ini, Tom Bikin Bingung.”

“Tom, kenapa beberapa minggu ini kamu jarang bertanya kalau pelajaran matematika?”, tanya Pak Udin pada Tom pada saat pelajaran matematika. Continue reading

10 Comments

Filed under Iseng, Matematika, Matematika SD, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Sastra

Bagai Musang Berbulu Ayam

Oleh: Al Jupri

Judul artikel ini merupakan sebuah pribahasa yang pernah saya pelajari ketika pelajaran bahasa Indonesia dulu. Biasanya pribahasa tersebut dipakai untuk menggambarkan perilaku seseorang yang jahat namun berpura-pura baik. Bisa juga dipakai untuk menggambarkan perilaku seseorang yang pura-pura menolong namun niat sebenarnya adalah untuk menjerumuskan.

Lantas kenapa saya pilih pribahasa tersebut sebagai judul artikel ini? Adakah kaitannya dengan matematika? Continue reading

12 Comments

Filed under Iseng, Pembelajaran, Pendidikan, Renungan, Sastra

Menyajikan Matematika Secara Kreatif, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Pernah ada pertanyaan yang ditujukan buat saya. Kurang lebihnya pertanyaan itu begini, “Bagaimana sih cara mengajarkan matematika yang menarik itu?”

Bagi saya pertanyaan tersebut tidaklah mudah untuk dijawab. Sebabnya, saya sendiri bukanlah orang yang sudah berpengalaman di dunia ajar-mengajar matematika. Mulanya saya berfikir bahwa pertanyaan tersebut cocoknya ditanyakan ke guru matematika yang sudah malang-melintang di dunia ajar-mengajar, yang sudah banyak makan asam-garam di bidangnya. Mulanya juga saya fikir pertanyaan tadi salah alamat bila ditanyakan ke saya.

Tapi bila difikir lebih jauh, tak ada salahnya juga bila saya menjawab pertanyaan tersebut. Perkara benar atau tidaknya itu urusan nanti. Perkara disetujui atau tidak, itu terserah bagi si penanya. Perkara menarik atau tidaknya itu perlu praktik, perlu dicobakan di kelas yang sesungguhnya. Kewajiban saya hanyalah menjawab pertanyaan tersebut. Toh ini kan masalah sosial yang sangat mungkin untuk diperdebatkan, siapapun bisa menjawab asalkan punya dasar dan argumen yang logis, siapapun bisa bicara sesuai kaidah keilmuannya dan sesuai kadar pengetahuannya. Betul? Kata Gus Dur sih, “Gitu aja repot, ya dijawab saja.” Continue reading

18 Comments

Filed under Harapan, Matematika, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan

Ketika “Soeharto” Bicara Matematika

Oleh: Al Jupri

Waktu itu saya dan serombongan kawan-kawan bepergian dari Bandung ke Jakarta. Kalau saya tak salah, jumlah kami waktu itu ada 10 orang beserta Pak sopir. Di antara kawan-kawan saya itu ada seorang yang sangat pandai, sebut saja ia itu si Jenius. Saking pandainya, tingkahnya bisa dikatakan aneh alias berbeda dengan kebanyakan orang normal biasanya. Karena kawan-kawan kami yang lain tahu sifat si Jenius tadi, mereka tak mau duduk di sebelahnya. Wajar karena si Jenius tersebut sifatnya introvert, susah diajak ngobrol. Kalaupun mau diajak ngobrol, paling responnya berupa senyuman, geleng kepala, atau paling banter mengatakan “iya”. Continue reading

16 Comments

Filed under Cerita Menarik, Kenangan, Matematika, Matematika SMA