Menjadi Guru Matematika Impian, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Sebut saja namanya Pak Endar, beliau adalah guru matematika saya sewaktu SMA dulu. Beliau ini adalah guru yang sangat disegani, ditakuti, sekaligus disukai murid-muridnya. Terasa ganjil memang, ada guru yang ditakuti sekaligus disukai. Tapi, saya tidak mengada-ada. Faktanya, dalam pemilihan guru favorit versi siswapun beliau meraih suara terbanyak, keluar sebagai pemenang.

Banyak cerita menarik tentang guru matematika SMA saya itu. Salah satu contohnya begini. Waktu itu, seingat saya, beliau mengajar tentang geometri dimensi tiga. Seperti biasa beliau mengajari kami dengan gaya khasnya. Penjelasannya, bagi saya, begitu rinci dan dapat dimengerti. Cara penyampaian pelajarannya juga tidak monoton. Tidak melulu materi pelajaran. Seringkali diselipi nasihat-nasihat yang sangat mengena, tepat penyampaiannya. Walau beliau terkesan orang yang sangat serius, kelihatan galak, dan sedikit bicara, namun celetukan-celetukannya seringkali mengundang gelak tawa siswa-siswanya, padahal beliau sendiri tidak ikut tertawa, ya “datar” saja mukanya (istilah kami waktu itu, lempeng-lempeng saja).

Oh iya, kembali ke cerita menarik waktu itu. Setelah memberi contoh soal tentang geometri, dan memberi latihan ke kami. Beliaupun tak lupa memberi PR. Waktu itu, beliau cukup banyak memberi kami PR. Katanya begini, “Untuk PR, kerjakan latihan 2 dan latihan 3 semuanya. Besok dikumpulkan!” Kemudian, salah seorang teman saya waktu itu, sebut saja namanya Marni, bertanya begini. “Pak, PR-nya ditulis di kertas folio polos atau folio bergaris?” Pak Endar tak menjawab, tak menggubris pertanyaan Marni, karena sedang beres-beres (membereskan buku dan alat tulis yang baru saja dipakai) untuk segera pergi meninggalkan kelas. Marni mengulangi pertanyaannya, “Pak, PR-nya ditulis di kertas folio polos atau folio bergaris?” Lagi-lagi, Pak Endar tidak menghiraukannya. Maklum, teman saya ini terkenal cerewet dan sering bertanya. Marni tak putus asa, dan bertanya hal yang sama. Lagi-lagi, Pak Endar masih diam. Kemudian, sambil beliau berlalu meninggalkan kelas, Marni masih tetap bertanya lagi hal yang sama. Tepat di muka pintu, sambil pergi Pak Endar menjawab pertanyaan Marni, “PR-nya ditulis di… kulit bedug!” Sontak, kami sekelas tertawa terbahak-bahak. Hahahahahaha…. Eits, cerita belum selesai.

Keesokan harinya, PR pun dikumpulkan (tentunya tidak ditulis di kulit bedug, tapi di kertas folio bergaris atau polos). Seperti biasa juga, Pak Endar menjelaskan materi selanjutnya. Kali ini juga beliau memberi kami PR. Katanya begini, “Untuk PR, kerjakan sisa latihan 4 dan latihan 5 semuanya. Minggu depan dikumpulkan!” Setelah berkata begitu, Marni bertanya, “Pak PR-nya ditulis di kertas folio bergaris ya?” Seperti biasa juga, Pak Endar tak langsung menjawab. Pertanyaan ini pun diulangi Marni beberapa kali. Lagi-lagi Pak Endar, tak langsung menjawab. Ada teman saya yang lain, sambil becanda nyeletuk ke Marni. “PR-nya ditulis di kulit bedug!” Marni tak hirau dengan celetukan teman saya itu. Kemudian, sambil menunggu waktu selesai pelajaran, beliau sedikit memberi nasihat dengan sedikit obrolan ringan. Hingga waktu pelajaran pun hampir selesai. Beliaupun segera beres-beres dan akan berlalu meninggalkan kelas. Ketika hampir keluar kelas, Marni masih sempat bertanya hal yang sama. Tepat di muka pintu pula, sambil berlalu pergi, Pak Endar menjawab pertanyaan Marni, “Ditulis di… tripleks!” Hahahahahaaa…. Tawa pun meledak dengan kerasnya, dan untuk beberapa saat menggoncang ruangan kelas kami. Cerita tadi, hanya secuil kenangan, dari seorang guru yang saya idolakan. Masih banyak cerita-cerita lain yang tentunya tak kalah menariknya.

Nah, bagaimana menjadi sosok guru matematika yang diidolakan itu? Sekurang-kurangnya, guru idola itu memenuhi kriteria: (1) menguasai materi matematika yang akan diajarkan ke siswanya; (2) menguasai cara mengajarkan matematika ke siswanya; dan (3) mengajar dengan ikhlas. Lho…, kok cuma sedikit sih? Sabar sebentar. Penjelasannya begini.

Yang pertama. Guru matematika sepantasnya = selayaknya menguasai materi matematika yang akan diajarkan ke siswanya. Apa jadinya bila guru matematika tak menguasai materi yang akan diajarkannya? Harus diakui memang, kata “menguasai materi” itu juga relatif. Untuk itu, agar semakin menguasai materi matematikanya, guru juga sepertinya perlu belajar. Mau menambah pengetahuan dari mana saja. Mau meningkatkan diri. Tidak berpuas diri dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Tidak berbangga diri dengan lamanya pengalaman berkiprah di dunia “ajar-mengajar”. Sederhananya, mau memperbaiki diri. Jangan sampai ada celetukan begini, “Wah Pak Anu atau Bu Inu itu ngajarnya tiap tahun, begitu-begitu saja, catatannya sama, obrolannya sama, lawakannya sama, sampai titik komanya yang ditulis di catatan siswa juga sama.” Oh iya, menguasai materi saja juga sepertinya belum cukup. Karena katanya, banyak guru yang ngajarnya seperti ngobrol dengan papan tulis. Gurunya asyik ngobrol, siswanya apalagi.

Yang kedua. Guru matematika idealnya bisa menyampaikan materi matematika ke siswanya. Bisa menggiring siswanya untuk belajar dengan enak, santai, rileks, dan menyenangkan. Untuk itu, katanya, guru perlu menguasai dan mempraktikkan macam-macam pendekatan pembelajaran supaya materi yang disampaikannya efektif tersampaikan; menyadari bahwa siswa juga manusia yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda; memahami bagaimana siswa belajar matematika; dan menyadari bahwa matematika adalah juga bagian dari aktivitas manusia. Dan tentunya, masih banyak lagi yang lainnya. Silakan ditambahi!

Pendapat saya sebagai siswa. Saya mengidolakan guru matematika yang mampu menunjukkan kaitan matematika itu dengan kehidupan nyata. Bukan hanya aplikasi materi matematika secara langsung saja (misal penerapan materi: aritmetika (+, – , :, x, ) dalam perdagangan), tapi fenomena-fenomena hidup pun bisa dijelaskan dengan matematika secara sederhana.

Saya juga menyenangi guru matematika yang bisa menyelipkan nasihat-nasihat, cerita, humor, anekdot, bukan hanya materi matematika saja yang disampaikan. Bila hanya materi matematika saja, bisa bosan, hambar rasanya, tak segar pikiran ini dibuatnya. Matematika seperti terlepas dari kehidupan manusia. Matematika seperti bukan bagian aktivitas manusia. Karena saya menyenangi guru yang bisa seperti ini, waktu itu, saya sering membuat catatan pinggir di buku matematika saya, bisa berupa: cerita-cerita, nasihat, humor, kisah, kejadian di kelas, atau yang lainnya. Bila catatan saya itu dibaca, pikiran saya seperti menembus ruang dan waktu, menerawang, dan mengenang kejadian waktu itu.

Oh iya, saya juga suka guru matematika yang serius, tapi kreatif, sering menyelipkan pertanyaan matematika sebagai selingan dan atau pancingan. Selingan ini bisa disampaikan di awal pembelajaran, di tengah pembelajaran, atau di akhir pembelajaran. Contoh pertanyaan selingan itu seperti ini.

Seekor kodok, jatuh ke dalam lubang yang dalamnya 10 meter. Untuk bisa keluar dari lubang tersebut, tentu sang kodok berusaha memanjatnya. Dalam sehari yang bisa dilakukannya adalah: di waktu siang, sang kodok bisa naik 3 meter, tapi di malam hari karena dingin, licin, dan sambil menangkapi nyamuk untuk disantap dia terperosok lagi 2 meter. Begitu setiap harinya. Berapa hari sang kodok bisa keluar dari lubang tersebut?

Ketika pertanyaan ini disampaikan, waktu itu saya bukan siswa SD lagi, banyak teman saya dengan cepat (kurang dari satu menit) menjawabnya. Jawaban mereka waktu itu adalah **** hari. Saya pun ikut-ikutan menjawab **** hari. Tapi, anehnya guru saya seperti tak puas dengan jawaban kami. Setelah saya pikir pelan-pelan, saya baru sadar kenapa guru saya itu tak puas dengan jawaban teman-teman saya itu. Akhirnya, setelah beberapa saat, ada teman saya yang bisa menjawabnya dengan benar. Ayo…. apa jawabannya?

Yang ketiga. Ikhlas. Satu kata yang mudah diucapkan, namun sukar dilakukan. Sukar pula dilihat indikatornya. Kata orang, berbuat ikhlas untuk suatu aktivitas (ibadah) itu seperti aktivitas membuang kotoran diri sendiri. Nah, yang saya maksud ikhlas di tulisan ini adalah bahwa: aktivitas mengajar (pembelajaran) yang dilakukan guru itu perlu dilandasi dengan niat ibadah. Dengan niat seperti ini, katanya, mengajarpun akan terasa enjoy alias menyenangkan, dan siswa pun akan enak juga dibuatnya. Bila dilandasi niat seperti ini juga, katanya, menjadi guru (matematika) itu akan merupakan suatu pekerjaan yang membahagiakan, di dunia dan insya Allah di akhirat kelak. Betul?

Catatan:

Tulisan di atas, masih sangat mungkin untuk dilengkapi (maklum masih “melarat = miskin yang semiskin-miskinnya” pengalaman). Saya menulis ini untuk sementara hanya se”kenanya?”; hanya menurut “gosip-gosip” yang pernah saya dengar; hanya dari sudut pandang sempit saya saja; hanya menurut angan-angan saya saja yang tentunya masih banyak ngawurnya (makanya judulnya ada kata “Impian” segala); dan hanya-hanya yang lain. Jadi, bila tulisan ini tak lengkap dan mengandung kata-kata yang kurang berkenan, mohon maaf saya perlu katakan untuk ibu-bapak guru sekalian, khususnya guru matematika.

=========================================================

Update: Artikel ini dapat dibaca juga di: Radar Banjar Masin, dengan beberapa suntingan oleh Ersis Warmansyah Abbas.

 

 

40 Comments

Filed under Cerita Menarik, Curhat, Harapan, Matematika, Matematika SMA, Pembelajaran, Pendidikan Matematika

40 responses to “Menjadi Guru Matematika Impian, Bagaimana?

  1. kalo saya sich resepnya cuman satu
    Bangun jangan tidur terus
    halah ngak nyambung

  2. Saya pernah juga jadi guru matematika di smp selama 3,5 tahun, responnya macem-macem untuk setiap siswa, meskipun perlakuannya sama. Ada yang suka ada yang tidak, selama itu saya ngajar sering menyertakan berbagai hal diluar matematika setelah siswa terlihat jenuh, atau kadang karena bahasan tertentu akhirnya merembet ke hal lain. kelihatannya sih mereka senang. tapi sayang nilai matemtika kurang begitu memuaskan. salahnya dimana?

    • Tri sianna W

      Menurut saya (Anda tidak menurut jg tidak apa-apa), Prestasi setiap siswa tidak bisa diukur dari nilai yang diperoleh, karena tiap siswa membawa bakat dan minat karunia Tuhan,,, justru prilaku siswa, moral dan kejiwaan siswa adalah tujuan yg harus dididik guru sebenarnya, untuk membuat mental mereka kuat dan menjadi pribadi yang tangguh, adil, bijaksana dan berani melakukan yang benar …
      Karena guru adalah inspirator …

  3. For Kangguru:”Bangun jangan tidur terus?”, boleh dicoba tuh… hehe…

  4. Jawabanku untuk soal kodok …

    Berapa hari sampai si kodok bisa keluar? tidak akan pernah. Mengapa? karena kodok bisanya lompat… bukan memanjat 🙂

    *hush.. ngawur kamu goi! 😀

  5. yang penting harus sabar dan kreatif, itu kan pengalamanku
    o ya, harus banyak senyum & lucu

    Al Jupri says: Iya betul. Terus harus bagaimana lagi?

  6. zainuri

    Memang enak-enak susah jadi guru matematika, aku juga orang matematika, mengajar matematika, bahkan boleh dibilang aku masih amatiran mengajar matematika….
    karena matematika pada sebagian muridnya sudah menjadi image seperti hantu momok yang menakutkan….tapi kalau dibarengi dengan mengajar dengan cara-cara menakutkan Busyet jadi apa nanti…..
    yang penting kudu kreatif….so jangan sok menakutkan lah….

    Al Jupri says: Saya engga menakutkan kok Mas…? Hehe

  7. zainurie

    Kalau ada informasi terbaru tentang matematika atau juga tentang pengajaran matematika bisa kita saling berbagi…..ocrit, karena aku juga lagi tertarik dengan dunia matematika dan pembelajaranya

  8. Ass. wr. wb.

    Menarik sekali berjumpa dengan Anda. Aku ngiri nih, Anda begitu kreatif…
    O iya, Aku sedang menulis tentang pengajaran matematika yang inovatif dengan bantuan ICT, bagi siswa SMA.

    Wassalam,

    Salam kenal dari Aku
    Guru SMA 108 Jkt.

    Al Jupri says:
    Wa’alaikum salam Wr. Wb

    Senang juga saya bisa bertemu di dunia maya ini, dengan guru matematika seperti ibu.
    Oh iya, kalau begitu saya tunggu deh tulisannya.
    Btw, ada blog ibu yang bisa saya kunjungi engga?
    Terimakasih.

    Salam kenal dari saya juga

    Wassalam

  9. little_@

    cukup membantu aku yang baru beberapa hari mengajar anak SD……… ga pernah di perhatiin, jadi kesel sendiri..

    Al Jupri says: Selamat ngajar aja deh…

  10. suci indriani

    wah pengalamannya sama persis sama saya, tapi mau nyontoh kaya gitu ternyata susah banget. Saya sering kecewa ketika memberikan permainan matematika pada murid saya, karena mereka selalu merasa matematika tetep matematika walau dalam bentuk permainan tetep aja ngitung.

    Al Jupri says: Itu pengalaman saya ketika jadi siswa. Eh, btw, matematika tak hanya “ngitung”. “Ngitung” hanya sebagian kecil dari matematika.

  11. little_@

    ucapan selamatnya sempat bikin semangat………. tapi…. beberapa hari kemudian aku jadi putus asa sendiri. soalnya anak itu kalo ditanya…..kok ngerjainya begitu?kenapa? jawabnya biar jawabannya bener…….. cape deh….kapan sih anak tu tau konsep? tolong jawab ke little_agel01@plasa.com makacihhhhhhhhh

  12. Pingback: Mr. Ali Mansyur

  13. Matematika itu ilmu yang pasti,bukan ilmu yang ragu-ragu.
    Jadi menjadi guru matematika juga harus pasti jangan ogah-ogahan,mengingat ilmu yang disampaikan itu harus baik,tepat dan benar.ika sedikit saja salah dalam menyampaikan matematika kepada anak-anak,maka selamanya akan salah.Untuk itu maka guru matematika harus super hati hati mengajarkan ilmu itu kepada anak-anak. Jika salah maka walaupun sebesar zarah,maka guru matematika itu akan berhadapan dengan Allah di yaumil akhir nanti dan siksanya sangat pedih. Matematika itu ilmunya Allah,manusia hanya menyampaikan kebenaran itu kepada mahluk-mahluk yang lainnya.Tahap awal menjadi guru matematika yang baik adalah terlebih dahulu harus mengetahui kemampuan siswa-siswanya sampai sejauh mana dapat mengetahui dan menguasai konsep-konsep dasar matematika dengan baik,baru kemudian guru mengeluarkan jurus-jurus ampuhnya yaitu teknik,strategi dan metode mengajarnya harus sudah dikuasai dengan baik,jika tidak maka akan sangat berbahaya.
    Masih sangat banyak syarat-syarat menjadi guru yang matematika yang baik.
    Sementara ini itu yang dapat saya sampaikan.
    Terima kasih.

    HABSY
    habsyhotib@yahoo.co.id

  14. rya

    saya jg ngajar matematika, pada sebuah PTS yang mahasiswanya rata-rata tidak suka matematika karena pondasi matematikanya yang lemah…
    dari tulisan ini banyak membantu saya memplajari trik-trik yang bisa saya cobakan lagi,sehingga ahirnya saya benar-benar bisa membuat matematika sebagai mata kuliah yang disukai dan pada ahirnya mereka benar-benar mau belajar

  15. fadli rohman

    Ass,wr,wb, wahhh seru tau kalo ngajar MTK tuh. Saya pernah ngajar juga sejak SMA smp skrg kuliah. waktu SMA mah saya ngajar teman-teman sekelas saya buat persiapan uan. Pas kuliah mah saya ngajar anak SMP euy.. Du..h cape juga seh tapi yang saya dapat justru ilmu yang saya miliki bertambah. Kalo cara ngajarnya seh agak-agak repot. Sebab kita harus bisa menerangkannya dengan alur yang jelas sehingga si anak bisa mengerti dan belajarnya pun menarik. Ga cuma ngafal rumus doang..Ya…itu seh…tergantung penyampaian kta serta sejauh mana kita menguasai materi yang akan kita sampaikan.wallahua’lam

  16. itidaliani

    Assamu’alaikum Wr.Wb.
    Kami adalah tim MGMD Matematika SMKN 1 Bangka Barat akan mengadakan seminar satu hari demgam judul “Assyknya Menjadi Guru Matematika”. Dalam seminar tersebut kami berniat untuk mengundang bapak untuk menjadi pembicaranya. Acara tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 24 November 2007 di kota Muntok kabupaten Bangka Barat propinsi kepulauan Bangka Belitung.
    Jika Bapak bersedia menjadi pembicara pada seminar tersebut, kami mohon imformasinya tentang kesediannya dan sistem pembayarannya.
    Wassalamu’alaikum.
    _______
    AL Jupri says: Wa’alaikum salam. Alhamdulillah saya senang mendapat undangan ini, saya sebetulnya ingin datang keundangan tersebut. Tapi sekarang ini saya sedang studi di Belanda hingga tahun 2008, kondisi belum memungkinkan. Nanti saya konfirmasi deh lewat email ya.. 😀 Maaf baru saya komentari ulang (maklum banyak komentar di blog ini… (jadi komentar sekaligus undangan ini terlewat, ga terbaca sebelumnya oleh saya. Maaf ya… )

  17. Fira

    Saya sangat senang membaca tulisan anda. Saya termasuk pengajar baru yang masih banyak mencari referensiuntuk memperbaikai cara mengajar saya.Saat ini saya mengalami kesulitan mencari bermacam-macam kegiatan praktek yang bisa dilakukan siswa SMA di masyarakat, Karena sekolah menghendaki adanya praktek masyarakat untuk setiap babnya. Menurut saya hal itu juga merupakan cara meningkatkan pemahaman siswa, tapi jarang sekali materi pelajaran matematika bisa langsung dipraktekkan di masyarakat. kalau menurut pendapat anda bagaimana?

  18. RENO AGUSTINI

    Inti matematika adalah menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Mudah-mudahan anak-anak kita jadi generasi yang pandai dalam hal menjumlah, mengurangi, mengalikan dan membagi buakn cuma dalam bilangan atau angka. Tetapi rajin menjumlah amal baik sendiri shg jadi semakin banyak, tidak pandai mengurangi rejeki orang lain, tetapi pandai membagi rejeki yang didapat dari Alloh untuk orang lain.
    Oh iya, tentang guru yang menarik adalah….
    Jangan lupa dandan yang rapi, jangan semrawut, biar nggak tambah menyeramkan. Untuk wanita, pakailah Lipstik. Karena saya guru matematika di sebuah STM yang pernah diprotes siswa gara-gara nggak pake lipstik. He…he…

  19. TGH.Nizar AL-Kadiri

    kalau kemudian sekarang di katakan bahwa seharusnya kita merubah image siswa terhadap guru yang negatif tersebut saya rasa kurang tepat.
    saya kira itu hanya penilayan subjektif siswa, entah itu karena kurangnya kemampuan dia dalam bidang tersebut atau justu minatnya tidak di sana, tapi karena gengsi maka.. atau banyak hal lain yang memang tidak bisa saya sebutkan secara rinci. yapi intinya bahwa hal tersebut tidak perlu dirubah, karena kita masih belajar dengan guru yang disiplin seperti itu saja orestasi belajar matematika kita demikian nurang, bagiman lagi kalau dengan pendidikan yang amburadul, saya tigak bsa bayangkan itu.

  20. A.J.W.

    Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

    Sebelumnya saya mau nanya, mas Al Jupri ini dari SMA 1 Anyer apa bukan. Soalnya saya tahu dari istri saya, si sana ada temannya bernama Al Jupri yang jago matematika. Btw, nama istri saya Ida Farida lulus tahun 2000.
    Kebetulan saya juga mengajar matematika, jd kita bisa sama-sama sharing
    _________
    Al Jupri: Wa’alaikum salam. Iya betul! Saya lulusan SMA 1 Anyer tahun 2000. Silakan ditunggu saringannya Pak… 😀 Eh, salam ya buat Ida…. 😀

  21. makasih dikasih tahu, bikin gr aja. yg koment kebanyakan guru dan berusaha keras utk berubah, hebatlah.
    saya dah jarang ngajar, tp belakangan saya paksain ngajar. sepi dan kangen, bercanda dg wajah2 muda belia ceria yg kadang nyebelin, banyaknya nyenengin sih.
    itu AJW suami Ida? aha dunia dah bener2 sempit. di sini kebanyakan sealumni juga, ada guru dan tu, smua tahu blog ini, ha ha
    ya akan saya baca smua..
    RMEnya tetap saya tunggu..
    _________
    Al Jupri: Masa sih Pak? Pada tahu? Jadi malu nih… 😀 Wah emang dunia bener-bener sempit ya…..? 😀

    Maaf lho Pak, kalau baru ngasih tahu sekarang. Abisnya dulu, ketika nulis artikel ini, saya lagi inget masa-masa SMA.

    Btw, bapak masih inget ga ya kejadian yang diceritakan di artikel ini? 😀 (Kejadiannya sewaktu kelas 1 SMA, sekitar tahun 1998).

    Oh, iya. Contoh permasalahan matematika yang dibahas sesuai RME, dan sudah saya kemas dalam bentuk cerita, misalnya ada dalam artikel: Belajar Matematika dengan Martabak Manis. Silakan diklik aja Pak!

    Oh, iya lagi. Ntar saya tunggu tulisan-tulisan bapak. Udah bikin blog kan? 😀

  22. asep saepullah

    kenapa sulit menjadi guru matematika?salah satu jawabannya karena guru sulit menjadi independen.Terlepas dari harapan2 politis pemda

  23. aduh, bisa ndak ya jadi guru yang menyenangkan kayak pak endar…..
    buat kang jupri, sukses terus yach, n do’ain aq
    ….^-^…

  24. matematika….? wah ada siswi yang buat komentar gini: makin tekun makin tidak karuan….wah,…..akhirnya bener dia gak keruan….

  25. Wah-wah..
    mirip guru matematika saya tuh!!
    Guru saya klo ngajar gampang dimengerti , dan suka bikin joke.. Dan klo bikin joke mukanya datar gitu.. (cool XD)
    wkwk.. guru terfavorit di skolah meski klo ulangan soalnya menyeramkan sekali.. =____=

  26. aji neville

    menarik sekali membaca artikel kang jupri ini tentang matematika.saya juga guru matematika.tapi sejujurnya saya ini pendiem lho.jadi ga pantes lah buat ngajar.karena kepepet aja saya harus ngajar.saya itu kalo ngajar cuma nyatet dikelas, uraian, contoh, sama latihan.cuma gitu terus.siswa2ny pada rame smua sih.jadi ya saya diemin aja.buat srtikel dunk tentang cara mengajar matematika bagi orang pendiem ssperti saya.hehehe.trims

  27. ipung

    saya kasih teka teki bisa jawab ga ?
    1. seekor kodok sekali melompat 1,5 m, berapa kali dia melompat jika akan menyeberangi sungai yang lebarnya 36 m?
    2. bagaimanakah caranya serombongan pramuka dapat DENGAN CEPAT sampai di sebuah tempat kemping tetapi untuk sampai disana harus menyeberangi sungai yang lebarnya 50 m, sementara yang ada hanya 2 buah pohon kelapa yang panjangnya 10 m.

  28. NAWAWI

    mohon pencerahan……..
    saya guru matematika di salah satu sekolah swasta.
    permasalahan yang saya jumpai seperti ini pak:
    “ketika saya mengajar siswa, saya yakin bahwa sanya siswa sudah memahami materi yang baru saja di berikan, itu dibuktikan dengan cara saya berikan beberapa soal untuk dikerjakan di papan tulis, dan ternyata mereka bisa dan betul.”
    tapi………!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    setelah pertemuan di hari berikutnya, saya ulang lagi sekilas tentang pelajaran minggu kemarin. dan hasilnya sangat tragis………(seperti belum pernah diajarkan sama sekali)
    sudah saya coba memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah tapi hasilnya tetep sama……
    Gimana nih solusinya ……????
    mohon pencerahan…..
    tolong dikirim ke email saya ya pak…….

    Matur nuwun

  29. Ms. Ika

    alhamdulillah…. hari ini saya mendapat ilmu dari blog ini.. makasih ya kang Jupri.
    sekarang saya sedang PPL dan saya ingin menjadi guru matematika yang baik..
    makasih ya..

  30. adri zhii imuetz

    BAGAIMANA CARANYA MBAK ORANG GILA ??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

  31. utin linda

    Hai mas Jup, thanks berat ats tulisannya.
    Saya guru matematika, baca cerita pak “Endar” ingat cerita saya yang pernah diprotes guru agama, kala itu saya terpilih menjadi guru favorit n guru tadi menjadi guru tergarang versi siswa, lantaran saya yang sering memberi sangsi/hukuman siswa. But it’s fine, beri sangsi/hukuman jika siswa melanggar peraturan, dan… jangan segan2 memberi penghargaan jika siswa melakukan yang hal2 yang baik.
    wassalam……

  32. Ida

    Salam kenal, saya juga guru matematika
    Memang butuh keikhlasan untuk menjadi guru. dan satu lagi guru sekarang baik2 kok.. ga da yang galak. Hidup guru matematika…

  33. Untuk yang mau ikut Kompetisi Matematika Asyik untuk guru , dapat mengunjungi kami di http://www.tp3l.wordpress.com

  34. carol

    matematika adalah hidup saya karena matematika meninggalkan banyak kenangan dan saya ingin menjadi guru matematika

  35. jamal, S.Pd

    terimakasih, dan sekedar informasi alhamdulillah………. saya juga guru matematika di salahsatu sekolah di daerah bekasi, saya baru mengajar 8 bulanan dan tak disangka sangka dalam acara kenaikan kelas kemarin saya terpilih sebagai guru pavorit versi anak2 dan sekaligus guru terbaik versi sekolah, saya sangat bersyukur sekali bisa neraih itu semua.. bagi rekan rekan yang pingin berbagi pengalaman silahkan hubungi saya di email jamalabinyaazfa@yahoo.co.id, sekian dan terimakasih

    jamal
    29 juli 2011

  36. Link video belajar matematika yang lucu dan sistematis.

  37. Rooney sahala

    dari pernyataan tersebut ,masih kurang menggenapi dan agak sedikit susah untuk melakukan nya,,,,,ini kritikkan aku,,,,,,,,,,,

Leave a comment