Monthly Archives: November 2007

Kabayan Berkata: “Maling Sia!”

Oleh: Al Jupri

Kenal dengan tokoh yang namanya Kabayan? Ya, tokoh yang satu ini merupakan tokoh fiktif yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Tokoh ini digambarkan sebagai seorang yang lugu, lucu namun cerdas adanya. Lewat keluguannya seringkali kita dibuat tersenyum bahkan tertawa. Ya, tertawa yang bukan sekedar tawa tiada guna. Tapi, ada pelajaran yang bisa diambil darinya.

Nah, berikut ini saya ingin bercerita tentang Kabayan. Tentunya cerita versi saya. Kenapa saya katakan versi saya? Ya karena cerita berikut ini, sengaja dibuat berdasar imajinasi saya saja. Karena itu, bila ada kekeliruan atau hal-hal yang dianggap kurang pas, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Ok? 😀

Begini ceritanya. Continue reading

25 Comments

Filed under Bahasa, Cerita Menarik, Cerpen, Indonesia, Iseng, Matematika, Matematika SMA, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Sastra

Asal-Usul Rumus “Kecap”

Oleh: Al Jupri

Seingat saya, sejak kelas 3 SMP (sekitar tahun 1997) saya sudah mulai belajar tentang persamaan kuadrat yang mempunyai bentuk umum seperti berikut ini.

ax^2 + bx + c = 0 dengan a\neq 0

Waktu itu, kata guru matematika saya, ada tiga cara untuk menyelesaikan persamaan kuadrat tersebut. Apa saja? Continue reading

33 Comments

Filed under Bahasa, Indonesia, Matematika, Matematika SMA, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika

Dongeng Baru: Kancil “Cerdik” dan Kerbau Baik

Oleh: Al Jupri

Fajar mulai menjelang, Matahari bangun menampakkan sinar, dan merah shubuh pun mulai terlihat. Kabut putih mulai menipis, Dingin mulai lari, Ayam berkokok bersahutan, dan Adzan subuh pun berkumandang di berbagai penjuru negeri.

Sementara itu di sebuah semak belukar, dekat perkebunan penduduk desa, sang Kancil masih malas untuk bangun pagi. Dia baru terjaga dari tidurnya. Continue reading

46 Comments

Filed under Cerita Menarik, Iseng, Matematika, Matematika SMA, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sastra

Peluang “Kosong”, Apa Artinya?

Oleh: Al Jupri

Ketika Gus Pur ditanya oleh sekretaris Republik Mimpi Anya Dwinov tentang kabarnya dia menjawab bahwa kabarnya selalu baik. Cuma kabar yang tidak baik itu, katanya, adalah nasibnya PSSI*. Ya nasib PSSI yang dihajar 4-1 oleh Suriah pada pertandingan sepakbola pra-piala dunia 2010 di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu. Setelah dihajar Suriah, sang pelatih PSSI mengeluarkan pernyataan yang tidak pantas dinyatakan oleh seorang pelatih profesional. Apa itu? Continue reading

40 Comments

Filed under Cerita Menarik, Indonesia, Iseng, Matematika, Matematika SMA, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sastra

Jawabannya 4 dan 9

Oleh: Al Jupri

“Tentukan bilangan-bilangan yang bila dijumlahkan hasilnya 13 dan bila dikalikan hasilnya 36,” begitu kata Pak Syahrudin, guru matematika SMP kelas 3, di depan siswa-siswanya. Kemudian beliau menulis di papan tulis seperti berikut ini.

Misalkan bilangan-bilangan itu adalah m dan n, maka

m+ n = 13 dan m . n = 36

Keterangan: m.n = 36 dibaca: m dikali n sama dengan 36

“Ayo anak-anak, berapa saja bilangan-bilangan itu?” tanya beliau. Tak berapa lama kemudian ada siswanya yang menjawab.

4 dan 9 Pak jawabannya, ” begitu kata sang siswa itu.

“Ya betul Lan! Bagus! Jawaban kamu betul, ” begitu kata Pak Syahrudin pada Dahlan, salah seorang teman Tom yang terkenal pandai matematika di kelasnya. Sementara siswa-siswa yang lain yang masih sibuk mencari bilangan-bilangan hanya bisa terdiam, berhenti dari aktivitas pencariannya.

“Bagaimana anak-anak? Apakah ada jawaban yang lain?” tanya lagi Pak Syahrudin ini pada siswa-siswanya. Continue reading

23 Comments

Filed under Cerita Menarik, Cerpen, Iseng, Kenangan, Matematika, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sastra

Bila “Guru” Matematika Keliru

Oleh: Al Jupri

Di sebuah ruang kuliah, seorang professor berkata ke mahasiswa-mahasiswanya. “Pertemuan kuliah kita tinggal beberapa kali saja, ” begitu kata professor itu ketika akan menutup kuliahnya.

“Untuk itu, kita lihat waktu-waktu perkuliahan kita. Nah, karena sekarang tanggal 3, maka…” begitu kata sang professor sambil menulis angka tiga di papan tulis, namun tiba-tiba beliau berhenti bicara. Berhenti bicara karena dia baru sadar, baru ingat bahwa saat dia bicara waktu itu adalah baru tanggal 2, belum tanggal 3 seperti yang dia katakan dan tuliskan di papan tulis.

Sang professor sambil diam memeriksa tanggal yang ada di jam tangannya. “Waduh, saya salah! Harusnya sekarang itu tanggal 2,” begitu katanya. Kemudian sang professor terdiam, mungkin berpikir bagaimana dia memperbaiki kekeliruan ucapannya. Sementara itu mahasiswa-mahasiswanya hanya duduk sambil senyam-senyum menyaksikan tingkah professornya yang “rada-rada aneh =lucu”.

“Baiklah, karena sekarang tanggal 2 berarti pertemuan berikutnya, yakni seminggu kemudian, adalah tanggal 9 alias tanggal 3^2,” begitu kata sang professor sambil menulis angka 2 di atas angka 3 yang tadi dia tuliskan (sehingga sekarang tertulis 3^2 (baca: tiga kuadrat artinya 3\times 3)). Kemudian secara spontan tindakannya itu disambut senyum, tawa, dan ekspresi kagum mahasiswa-mahasiswanya.

“Hehehe… sekarang saya tidak salah lagi bukan?” begitu kata professor dengan senyum cerah. Mahasiswanya makin tersenyum lebar dan bahkan tertawa menyambut aksi luar biasa sang professronya itu. Betapa tidak luar biasa? Beliau mampu mengubah keadaan, dari kekeliruan menjadi sesuatu yang benar lewat cara yang sangat kreatif dan cerdas!

“Nah, karena pertemuan minggu depan adalah tanggal 3^2, maka pertemuan dua minggu mendatang adalah tanggal 16,” begitu kata sang professor.

Salah seorang mahasiswanya nyeletuk, “Berarti dua minggu ke depan adalah tanggal 4^2.”

“Ya, kamu benar!” begitu kata sang professor. Kemudian sang professor melanjutkan tulisannya di papan tulis. Yang tertulis begini:

3^2 November pertemuan minggu depan di perpustakaan kampus

4^2 November pertemuan dua minggu depannya lagi di tempat biasa

“Hehehe… pertemuan kuliah kita memang cantik, seperti kuliah Number Theory saja,” kata sang professor disambut lagi-lagi tawa oleh mahasiswanya. “Hmmmh sayang ya pertemuan tiga minggu ke depan bukan tanggal 5^2,” begitu katanya. Kemudian setelah bicara ke sana kemari, kuliahpun berakhir.

*****

Ya, cerita tersebut adalah secuil kisah nyata dalam perkuliahan yang sedang saya ikuti saat ini. Kuliah yang saya ikuti tanggal 2 November 2007 yang lalu, kuliah tentang “History of Mathematics” oleh Prof. Jan van Maanen. Beliau adalah salah seorang ahli sejarah matematika (mathematics historian) terkemuka dari negeri Belanda saat ini. Foto sang professor itu terpampang di artikel ini, seperti tampak di atas. (Waduh saya belum minta ijin padanya, saya minta ijin dulu ya? Kalau diijinkan akan terus saya pajang, kalau tidak, nanti akan saya tarik dari peredaran). 😀

=======================================================

Ya sudah, segitu dulu ya ceritanya. Cerita tentang dosen saya yang kreative, hebat, pintar, dan humoris itu. Masih buanyak cerita-cerita menarik lainnya. Insya Allah, lain kali akan saya ceritakan. Sampai jumpa pada pertemuan berikutnya. Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya. Amin.

19 Comments

Filed under Bahasa, Cerita Menarik, Curhat, Iseng, Kenangan, Matematika, Matematika Universitas, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sastra