Romantis dengan Matematika (Part 1)

Cerpen oleh Al Jupri

Di ruang kuliah, saat jeda sejenak, sambil tersenyum ramah seorang dosen matematika berkata pada para mahasiswa dan mahasiswinya.

“Kata orang, kita belum dikatakan sebagai matematikawan sejati kalau belum mampu berkarya sastra, menulis puisi yang romantis misalnya.”

“Kenapa begitu, Pak?” celetuk seorang mahasiswi, sengaja iseng bertanya agar dosennya lupa melanjutkan perkuliahan dan berharap berlama-lama membahas tentang hal yang barusan dikatakannya.

“Ya, tentu ada alasan yang masuk akal kenapa seorang matematikawan belum dikatakan sebagai matematikawan sejati bila belum mampu menulis karya sastra,” kata sang dosen sambil berpikir mencari-cari pembenaran.

Sementara itu para mahasiswa diam terkesima, sepertinya menunggu alasan logis yang akan dikatakan dosen mereka, Pak Zero namanya.

Kata orang, karya sastra bisa jadi merupakan bentuk capaian puncak intelektualitas seseorang. Karenanya, wajar belum dikatakan matematikawan sejati bila belum bisa berkarya sastra,” begitu alasan yang keluar dari mulut sang dosen.

***

“Ah, pasti si bapak sering baca artikel-artikel yang ada di blog Bicara Matematika. Makanya dia bisa bicara begitu,” kata Tom, salah seorang mahasiswa Pak Zero, sambil berbisik pada teman duduk di sebelahnya.

“Iya, sepertinya dia pernah baca artikel Gadis Manis di Jendela,” Jerry membenarkan perkataan Tom.

***

“Pak, kalau begitu coba dong beri kami contoh puisi buatan bapak,” kata mahasiswi tadi dengan rasa kepingin yang tinggi. Karena sebetulnya dia naksir berat dengan Pak Zero, yang kebetulan masih bujangan. :mrgreen:

Sambil tersenyum, berpikir, kemudian Pak Zero menulis–di papan tulis –sebuah puisi berikut ini. Sebetulnya puisi ini sengaja dibuat untuk seorang mahasiswi yang ditaksirnya, ada di ruang kuliah tersebut.

Ragukan bahwa 2 + 2 = 4

Ragukan bahwa 2 \times 2 = 4

Ragukan bahwa 2^2 = 4

Tapi, jangan ragukan bahwa hanya padamu hatiku terpikat

“Ough…. so sweeeeet!!! Romantis bangeeeets!!!” begitu gumam para mahasiswi yang naksir berat pada Pak Zero, termasuk mahasiswi yang selalu bertanya-tanya tadi.

“Waauw, gombal bangeeeets!!!” gerutu para mahasiswi yang juga tidak terlalu naksir, tapi sudah sangat berpengalaman dalam hal pacaran.  Sedangkan para mahasiswa hanya tersenyum-senyum, sedikit  tertawa, kagum pada dosennya.

Sementara itu sang mahasiswi yang ditaksir oleh Pak Zero hanya bisa diam. Tersipu. Antara senang yang membuncah dan malu yang menyelimut. Tampak bersemu merah parasnya. Manis senyumnya. Cantik!

“Mmm… puisi romantis dari seorang yang biasa kaku dengan angka-angka,” gumam dalam hati sang mahasiswi dambaan hati Pak Zero.

Selanjutnya, Pak Zero mengulas panjang lebar puisi buatannya. Para mahasiswa menyimak sambil cengar-cengir, tersindir sekaligus terpesona membenarkan perkataan dosennya. Hingga waktu kuliah usai.

***

Di ruang kerjanya, saat istirahat, Pak Zero mengirim pesan singkat, alias sms*, pada mahasiswi yang sudah lumayan lama ditaksirnya tadi. Pak Zero tahu nomor ponsel sang mahasiswi karena sang dambaan hati pernah menghubunginya, saat terlambat mengumpulkan tugas. 😀

Puisi tadi saya buat khusus untukmu.

Singkat, penuh makna. Begitulah isi sms yang dikirim Pak Zero yang tetap menjaga kesantunan.

Belum lama pesan tadi terkirim. Tiba-tiba ada pesan masuk.

Pak Zero deg-degan, GR, berharap sms yang masuk dari gadis yang ditaksirnya.

Pak, puisi yang tadi di kelas, buat saya ya…? Tukeran dong…  🙂  🙂 *Duh maluuuu… kabur  aaaaaah….*

Demikian isi pesan singkat barusan. Tak ada nama pengirim. Tapi Pak Zero menduga bahwa sms tersebut berasal dari salah seorang mahasiswinya. Antara senang, GR, malu, berbaur tidak karuan. Tapi sayang, sms tersebut bukan dari mahasiswi yang ditaksirnya.

Iseng-iseng, Pak Zero membalas sms tersebut. Sekedar menghargai penggemar rahasianya agar tidak menyakiti hati orang. 😀

Dituker pake apa?

Begitu jawabannya, cukup diplomatis, pura-pura tidak mengerti…  😀 :mrgreen:

Selang beberapa saat, setelah membalas sms gelap tadi, berulang kali ponsel Pak Zero bergetar,  menerima berulang-ulang sms dari sang pengirim gelap tersebut. Isinya macam-macam: puisi, pantun, dan ungkapan keterpesonaan, cinta, kekaguman sang pengirim pada Pak Zero. Tapi, Pak Zero bergeming, dingin, tidak menanggapi.

Pak Zero hanya berharap mendapat balasan dari sang mahasiswi yang ditaksirnya. Sayang, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Seharian dia menunggu, tak juga ada balasan sms dari sang gadis kekasih hati, harapan cintanya.

Apakah ini berarti cintanya ditolak?

***

Beberapa hari kemudian, ponsel Pak Zero bergetar. Senang, gembira, malu, GR, dag-dig-dug bersatu mengaduk-aduk hatinya. Empat pesan yang saling menyambung diterima dari sang mahasiswi dambaan hati,  sang gadis impian– seperti berikut ini.

Assalamu’alaikum.

Pak Zero, bapak adalah dosen yang saya kagumi; Dosen yang mampu menginspirasi saya untuk terus berprestasi; Dosen yang memberi teladan bagaimana caranya mengejar cita-cita,  membahagiakan kedua orang tua.

Mmmm….

Terimakasih  atas puisinya. Romantis! Saat membacanya, saya merasakan sebuah ledakan perasaan yang dahsyat dari hati bapak. Ungkapan hati yang meluap-luap. Ungkapan jujur dari satu jiwa yang mendamba potongan terbaik mozaik hidupnya.

Tapi,  bapak perlu tahu, saya hanyalah gadis biasa, mungkin tak seperti yang bapak angankan.

Mmmm…

Saat ini saya  masih ingin menjaga hati dalam bentuk dan warna yang sama. Warna merah hati biasa. Bukan merah jambu yang bapak tunggu. Belum saatnya saya mengiris hati ini, membelahnya untuk orang lain. Hanya waktu yang akan menjawab: kapan dan untuk siapa hati ini saya berikan.

Maaf,

Wassalamu’alaikum.

Bersambung…

=======================================================

Ya sudah, sampai di sini dulu ya perjumpaan kita kali ini? Mudah-mudahan cerpen ini ada manfaatnya. Amin.

Sampai jumpa di artikel mendatang!

Catatan:

-*sms = short message service = layanan pesan singkat

– Saya ucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang mengijinkan beberapa kata atau kalimatnya tersisip indah dalam cerpen ini. Mohon maaf bila pemilihan kata yang ada kurang berkenan, baik dari segi kebahasaan ataupun kesopan-santunan. Mohon kritik dan saran konstruktif dari Anda sekalian. Terimakasih!

– Saya hadiahkan karya ini pada seseorang yang mengaku namanya mirip dengan judul cerpen ini. Diterima engga ya? 😀

– Gambar diambil dari sini!

Peringatan keras: cerpen ini hanya cocok dibaca oleh Anda yang berusia lebih dari 17 tahun. Bagi yang masih di bawah umur, sangat dianjurkan untuk minta bimbingan orang tua atau guru.

– Cerpen ini ditulis di Utrecht, 9 Oktober 2008.

38 Comments

Filed under Bahasa, Cerita Menarik, Cerpen, Curhat, Harapan, Humor, Indonesia, Iseng, Kenangan, Matematika, Matematika SMA, Matematika Universitas, Menulis, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sastra, Tokoh

38 responses to “Romantis dengan Matematika (Part 1)

  1. Wahh seru sekali…..jadi ingat bapak Menteri kita yang dosen UI, saat masih bujangan dan keren, banyak ditaksir mahasiswinya.

    Lebaran kemarin saya ketemu pak Jacob Sumardjo, sastrawan, beliau mengatakan bahwa sastra dan matematik tak dapat dipisahakan, karena pada kenyataannya kita tak bisa bekerja dari satu ilmu saja. So, beliau lagi asyik belajar matematika dari putranya yang lulusan ITB.
    ________
    Al Jupri: Sekarang Pak mentrinya udah dapetin mahasiswinya blm Bu? *Wah, jgn2 Pak Zero juga nanti jadi menteri… hue he he… * 😀

    Iya, sastra dan matematika sebetulnya terkait. Karena matematika juga merupakan bahasa. Sastra pun mempunya obyek kajian yang sama, yakni bahasa. 😀

  2. little_@

    Ssstt… waktu itu saya ikut kuliah Pak Zero loh :mrgreen:
    Kok bukan saya yang dapet sms ya? 😀
    ________
    Al Jupri: Oya, kamu ikut di kuliah Pak Zero? *Jangan-jangan kmu ya yg ngirim sms gelap itu?* :mrgreen:

  3. Now this is a song about a guy who gives only 8% of his love for his girl. But he has a strong point behind that reason: Okay this is how he divides his love:

    4% for his dear friend who lies sick in bed
    8% for his pal who fell and hit her head (ouch!)
    6% for his Bruce Springsteen tape (gosh!)
    8% for his car
    12% for the United States
    5% for his guitar
    9% for Mrs. Snodgrass, his tutor in science! (hmmm… is the love the same as the love her girlfriend?? God knows!)
    10% for New York Football Giants
    4% for his mom and dad (poor folks! 😦 )
    8% for his bike
    18% for his leather jacket (I don’t believe it!)
    8% —–> for his girlfriend

    When we add it up…. it comes to full 100%! I don’t believe his love for his jacket and some others is more than his love for his girlfriend! Want to know why? Check this clip! (for high speed broadband connection only) :mrgreen:
    ________
    Al Jupri: Thanks mr Yari for the clip. I tried to enjoy the song… 😀 *But, for me, 8% for loving girl is too horrible… 😀

  4. nunggu sambungannya aja ah…
    ______
    Al Jupri: Nunggu nih? Mmmm… ntar gemana lanjutan ceritanya ya? Menurutmu gemana? Kita lihat nanti ceritanya ya…

    *Btw, kasihan sekali ya Pak Zero? Empat sms berantai yg dikirim sang gadis, nyata-nyata, secara halus menolak Pak Zero.* 😀 Menurutmu, apa tindakan terbaik yang harus dilakukan Pak Zero?

  5. Wah … ceritanya seru Pak! fiktif atau pengalaman pribadi nih? Kalau fiktif seharusnya di disclaimer ditulis:
    ” cerita ini hanya fiktif, jika ada kesamaan dengan pembaca hanyalah kebetulan belaka dengan probabilitas 50% …” hehehe …
    _______
    Al Jupri: Terimakasih, Pak!

    *Fiktif atau pengalaman pribadi ya? Jawab: yang jelas ini hanyalah cerpen = ada unsur imajinasi, ada manipulasi. * 😀

  6. 115_cut3

    so sweet….!
    tapi biar bagaimanapun yang namanya cinta kan gak bisa dipaksa, daripad nanti ujungnya menyakitkan, ia gk,,,,,?
    cemangat pak zero, macih banyak gadis2 yang berhati merah jambu dan siap membagi hatinya untuk bapak..
    cemangat, seperti bapak cemangat dalm memecahkan soal mtk yang sulit…/./2/1/2/2!/
    _________
    Al Jupri: Terimakasih atas apresiasinya. Btw, who are you? 😀

  7. sebuah paparan kisah yang menarik, pak. saya larut ke dalam suasana cerita. tapi tokoh utama cerpen ini sebenarnya siapa, pak? pak zerokah? sasnag mahasiswi yang ditaksir pak zero, atau tom, tokoh sentral pada cerpen2 sebelumnya? lalau tom, perannya di situ tidak begitu menonjol. eh, iya, saya lupa, ternyata ini baru bagian 1. saya masih menunggu aksi tokoh2 berikutnya. cerita yang bagus dan menarik, pak jupri. salam kreatif!
    ________
    Al Jupri: Tokoh utamanya ya? Mmm…. ya ya… kita lihat lanjutannya aja nanti… (ga tahu kapan) 😀 Terimakasih, Pak!

  8. Duch…….asyik sekali pak cerpennya…
    Saya do’a kn dech moga cewe idaman bapak bisa nerima bapak suatu nanti….
    Emang sich kalo cinta itu perlu bersabar dan menunggu….heeee
    saya tunggu ya pak next ceritanya…
    Satu lagi nich….ajarin saya matematika donk pak biar tambah kreatif…heee

    sukses ya pak…
    ______
    Al Jupri: Terimakasih atas kunjungan dan apresiasinya. 😀

  9. Kata sahabat2 saya, saya adalah perempuan yang romantis .. tapi gak jago matematik 🙂

    *gak ada hubungan yah*
    ________
    Al Jupri: Oya? Sungguh beruntung cerpen ini dikomentari oleh orang yang romantis.. 😀 Salam kenal mba…

  10. Bunga_46

    Salam knal Pa,
    Beberap org mtk yg pernh sy knal aga kaku en ga romantis bgt.mgkn karna terlalu byk mkrn rumus en logika he he.untk itu sy saran serg2 deh bca blog ni djamin pasti seru.
    Eitttts,kalo sy perhtkn knp ya cerpen2 en certa yg pa jupri tulis suka ada hub. Cinta dan mtk.baik dlht dr judul ataupn isinya!.apa bp sdg mencri cinta sejati dlm mtk!he he
    “CINTA INI KADANG2 TAK ADA LOGIKA”kalmt itu adlh penggaln lagunya Agnes Monika.apa emang begtu y pa?
    Thank

  11. aditcenter

    Pak kalo pacar kita anak Hukum gimana pak??

    Apa dia tau maksud dari puisi matematika diatas???

    Yang dia tau cuma :
    Ragukan UU no 2 th 2002
    Ragukan UU no 22 th 2002
    Ragukan PP no 2 th 2002
    Tapi jangan kau ragukan UU pernikahan…!!!!

    Kira2 begitu pak yang dia tau…

  12. Mengasyikkan paparannya, nimakti aja ah

  13. Kalo ada cewek2 ngomong :”sooo sweettt”, gw rasanya jadi jijikxxx. 😛

  14. Wakakak….. mungkin bisa dibuat bukunya tuh… “Kumpulan Puisi Matematikawan” 🙂

  15. Puisinya memikat…
    Pak Al-Jupri sepertinya sudah jadi matematikawan sejati. 😀

  16. @Bunga_46: Makasih atas kunjunagnnya, salam kenal juga. Sedang mencari cinta sejatikah saya? Saya hanya bisa jawab dengan 😀

    @aditcenter: Kalau anak hukum ya? Mmm.. gemana ya? Ah sy tidak berpengalaman sih… 😀

    @ Ersis WA: Silakan, Pak! 😀

    @hendry: Oya? 😀
    @Zakimath: Wah, ide bagus! 😀
    @Stefano-Al-Biruni: Terimakasih apresiasi puisinya! 😀

  17. Aih… Ceritanya bagus! 😉
    Ah, sayang ya Pak Zero itu…
    Tapi, si Pak Zero harus tetap semangat! Bukan peluang kosong kan? 😉

  18. Nunggu endingnya di part 2…

  19. nurs

    Pak zero mungkin orang paling bersabar ga agresif, dan jual mahal….kan binggung perempuan digituin, la tiap pingin romantis alih -alih nutupi malu ia kasih deh kumpulan puisi angka…maaf ya ………
    tak mungkin cinta ku terkotak kotak, meski terkadang penuh limit, meski kujabarkan dengan deret…..namun yang pasti kau tak akan melepasnya………
    udah, garing deh….

  20. @Alias: Ya, terimakasih! Ya benar, peluangnya masih ada… 😀

    @bocah: Endingnya ya? Masih lama, ga usah ditunggu2… 😀

    @ nurs: Oooo gitu ya? 😀

  21. Rabu, 15 Okt 2008, jam 07.10, di SMAN 1 Cinangka, lembut sinar mentari serasa smakin sejuk, manakala membaca cerpen ini. Ha ha ha sesungguhnya masing2 kita mempunyai sisi romantisme tsb
    Episode berikutnya, mudah2an masih indah, baru pada bgian akhir bolehlah bikin kami pusing. Mohon izin, beberapa artikel saya tempel di mading seklh, lengkap dengan alamat penulis. Nohon izin lg, saya ceritakan sedikit (yang saya tahu), ttg diri penulis (lisan).
    Ya Allah, bimbinglah dan berikan kemudahan kepada saudara saya Al Jupri dalam menjalani kehidupannya, terangilah hidupnya dengan sinar kesucianMu, singkirkan smua tabir gelap di dalam kalbunya agar ia slalu merasakan kehadiranMu…amin!
    _______
    Al Jupri: Waaaah, udah dibaca sama bapak… jadi malu nih… 😀 Iya dengan senang hati saya ijinkan. Terus ngomongin ttg saya-nya jgn terlalu berlebihan ya, Pak? 😀 Makasih atas do’anya. Amin.

  22. Jadi ga sabar nunggu lanjutannya nih… Kira2 p Zero bikin puisi apa lagi ya…yg pasti bukan puisi patah hati kn..
    Klo pd cerpen ini puisi p Zero terinspirasi dr MK Teori Bilangan, bsk terinspirasi dari apa ya…
    Aku tunggu deh pokoknya, pasti seru…
    _______
    Al Jupri: Terimakasih atas kunjungannya. Waduh jangan ditunggu-tunggu dong… 😀

  23. joe

    salam kenal mas….
    saya guru matematika di sma debritto jogja.
    wah, cerpennya asyik bgt tuh. serasa jadi muda lagi dah… tk
    ______
    Al Jupri: Salam kenal juga. Makasih atas kunjungannya… 😀

  24. Ya ya mana sambungannya
    ________
    Al Jupri: Udah tuh Pak, silakan lihat bagian ke-duanya. 😀

  25. isnaini mahuda

    Assalamualaikum Wr,Wb.
    Pak Kabar A? Masih inget dengan saya?
    Terima kasih atas kiriman artikel tentang menjadi guru matematika yang baik.
    Saya boleh tanya tugas matematika gak A?
    Tugasnya disuruh membuktikan Hukum distributif dan hukum De Morgan dengan definisi.
    Hukum Distributif: A n (B u C)=(A n B) u (A n C).
    A u (B n C)=(A u B) n (A u C)
    Hukum De Morgan : (A n B)’ = S – (A n B)
    = A’ u B’
    (A u B)’ = S – ( A u B)
    = A’ n B’
    tolong ya A, Bantu saya tuk mengerjakannya.
    Saya mohon balesannya segera ya A.
    Terima Kasih banyak.
    Wassalamualaikum Wr,Wb.
    _______
    Al Jupri: Wa’alaikum salam. Mmm…. pembuktiannya ada di buku-buku pengantar logika matematika dan himpunan. Kalau ga ada di situ, silakan cari buku pengantar struktur aljabar (atau aljabar abstrak). Lihat bagian introductionnya, biasanya ada.

    Maaf ya, ga saya tampilkan pembuktiannya di sini. Silakan cari bukunya, atau mungkin bisa dicari juga di internet (googling aja). Ok? 😀

  26. atikah.alqalb

    hidup pak zero……
    semangat yah…
    pantang mundur…

    sebaiknya sih,agar ceritanya lebih seru…
    ndak mesti happy ending kan?????

  27. Hueheheh batuk-batuk dulu ah…. 😀
    Ternyata bisa juga menulis semi fiksi Al…Keep writing!

  28. ely

    wah betul sekali kata pak Zero, suami saya dosen matematik di nederland dan ketika kami masih pisah saya di indo dan suami di nederlan aduh itu imail dan sms tiap hari bagai hujan tanpa henti. bertaburan dan begitu indah kata2 yang di ukirnya membuat ku terbang bagai di awan. sepertinya saya mendapatkan sosok Khalil gibran dlm dirinya. padahal orangnya serius dan formal banget tapi karena puisi2 itu datang dari ketulusan hatinya buakn gombal .

  29. Di tunggu bagian yang kedua …

  30. Hasan eL kyubi

    Oh ini bgian pertamanya,hehe..
    Saya kok liatnya bgian kduanya dulu..
    Dari beginilah cinta,heuheu..

  31. Hasan eL kyubi

    Oh ini bgian pertamanya,hehe..
    Saya kok liatnya bgian kduanya dulu..
    Dari dulu beginilah cinta,heuheu..

  32. Lanjutkan perjuanganmu pak zero!

    *penasaran gemana ya kalo dosen mengejar cinta*

  33. fifit

    cukup menarik, “selalu ada harapan” teruslah berjuang pak zero (don’t give up). ternyata matematika bisa romantis juga

  34. nila

    seru pak..

    bs d jdikan inspirasi..
    ohohoho..

  35. Bener banget tuh, pak. Matematika identik dengan romantisme.

    Cinta adalah persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah kasih dan sayang.

    Cinta adalah phytagoras yang sisi-sisinya saling melengkapi.

  36. hihihihhi ada2 aja. tapi klo dipikir2 masuk akal juga

  37. ame

    seru… bgT…
    mudah2an Pak Zero kaga bunuh diri.
    tp… bunuh… lembu… buat pesta…

Leave a comment