Berbagi Saat Idul Fitri

Cerpen oleh Al Jupri

Allahu akbar

Allahu akbar

Allahu akbar

Laa ilaaha illallahu Allahu akbar

Allaahu akbar

Wa Lillaahil-hamd

(Bacaan di atas diulang tiga kali. Kemudian membaca bacaan lainnya: versi lengkapnya bisa dilihat di bagian akhir artikel/cerpen ini*).

Ya, demikian bacaan ‘takbiran’ yang dikumandangkan berulang-ulang sebelum sholat hari raya Idul Fitri oleh umat Islam di seluruh dunia–termasuk juga di kampungnya si Tom.

Dengan penuh semangat Tom dan kawaan-kawan sebayanya–saat itu baru usia SD kelas 5– serta jemaah sholat lainnya mengumandangkanya dengan khidmat, khusu. Setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan, pada hari raya Idul Fitri, umat Islam merayakan kemenangan dan keberhasilannya dalam menahan segala hawa nafsu, baik secara fisik (lapar, dahaga, dan lainnya) maupun non fisik.

Setelah para jama’ah sholat berkumpul, sholat Idul Fitri pun segera dimulai. Beres sholat kemudian dilanjutkan dengan khutbah hari raya.

Maklum masih anak-anak, waktu itu, Tom kurang begitu perhatian dengan khutbah yang dia dengar. Kurang fokus. Saat khutbah, yang ada dalam pikirannnya–dan mungkin juga anak-anak seusianya– adalah tentang makanan, baju baru, dan hal-hal yang disukai anak-anak saat hari raya.

Sekilas yang bisa ditangkap oleh Tom saat mendengar khutbah hari raya adalah: (1) pada hari raya  Idul Fitri  umat Islam boleh kembali makan di siang hari-alias dilarang berpuasa. Ya, di hari raya itu kita (umat Islam) diharamkan berpuasa. Setelah sebulan penuh berpuasa, tibalah kemenangan dan kebahagiaan di hari raya–hal inilah yang paling dipahami oleh Tom saat usianya; (2) sebagai salah satu bentuk ibadah sosial, menjelang Ramadhan berakhir, sebelum hari raya Idul Fitri, tiap individu muslim yang mempunyai kecukupan harta diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah. Dan bahwa makna terpenting dari kewajiban mengeluarkan zakat fitrah adalah berbagi harta dan kebahagiaan, peduli pada sesama.

Beres khutbah kemudian dilanjutkan dengan acara saling memaafkan–di Indonesia biasa disebut acara halal-bihalal. Yang muda mohon maaf pada yang lebih tua begitu sebaliknya. Yang sebaya pun saling memaafkan. Orang tua memaafkan anak-anaknya begitupula sebaliknya. Sungguh indah! Sangat sukar untuk melukiskannya lewat kata-kata.

***

Di rumah, selepas sholat hari raya, Tom dan dua orang adiknya sudah tak sabar untuk menyantap kue-kue lebaran** buatan ibunya. Saking tidak sabarnya, mereka langsung mengambil sendiri salah satu kue kesukaan mereka, brownies***–seperti tampak pada gambar di awal cerita ini. 😀

Segera Tom memotong kue buatan ibunya tersebut. Dia mendahulukan potongan kuenya untuk kedua adiknya, Alvi dan Asro. Potongan kuenya–diilustrasikan– seperti tampak berikut.

Dua adiknya masing-masing ia beri potongan A dan potongan B, sedangkan potongan lain untuk dirinya, kakaknya, dan kedua orang tuanya. Alvi mendapat potongan A, dan Asro mendapat potongan B.

“Ga mau, ga mau! Ah, kang Asro dapatnya lebih gede. Yang sama dong…” begitu kata Alvi saat dia diberi bagiannya. Dia iri dengan kue yang diterima Asro, kakaknya. Tom cuek saja mendengar gerutuan adik kecilnya itu.

“Iya dong, kan saya lebih gede. Kamu kan masih kecil…” jelas Asro.

“Ah, pokoknya saya pengen kuenya kang Asro, lebih gede! Sini tukeran…” kata Alvi.

“Yeeeee… ga mau!” lagi Asro tidak mau menuruti adiknya. Dia langsung pergi ke ruang depan.

Kemudian Alvi menangis keras-keras. Gempar seisi rumah!

“Ih, lebaran-lebaran kok berantem, nangis lagi! Tadi kan kuenya besarnya sama,” kata Tom menenangkan Alvi.

“Sama gemana? Kang Asro dapetnya lebih gede! Saya kecil!” kata Alvi sambil menangis.

“Sama Alviii…, “ lagi Tom meyakinkan.

“Pokoknya ga mau, ga mauuuuuuuuuuu… saya pengen kuenya kang Asroooooo…” begitu teriakan Alvi sambil makin keras tangisannya. Dia susah berhenti, bila menangis, sebelum dituruti keinginannya. Sayang Asro sudah pergi, main ke luar rumah.

Tom bingung memberi penjelasan pada adik kecilnya itu. Padahal, menurut Tom, kue potongan A dan B tadi besarnya sama. Tapi Alvi menganggap kue potongan B–bagian yang diterima Asro–lebih besar daripada bagiannya.

***

Nah, sekarang, menurut pendapat Anda, bagaimana Tom meyakinkan Alvi bahwa kedua potongan kue tadi adalah sama?

=======================================================

Ya sudah segitu saja ya perjumpaan kita kali ini. Mudah-mudahan cerpen/artikel di atas ada manfaatnya. Amin.

Cerpen di atas saya hadiahkan untuk Anda, para pembaca blog ini, di mana pun berada, khususnya bagi Anda yang beragam Islam.

Lewat perjumpaan kita kali ini, saya  mengucapkan: Selamat hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1429 Hijriyah. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum taqabbal ya karim. Minal ‘aidin walfaizin. Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Anda memberi maaf atas segala khilaf dan kesalahan saya selama ini–terutama kesalahan dalam bentuk tertulis di blog ini. Maaf yaaa….

Cerpen di atas ditulis di Utrecht, The Netherlands, 2 Oktober 2008, sebagai bentuk rindu pada kampung halaman, rindu pada adik-adik, rindu pada kakak, rindu pada orang tua, rindu pada nenek-kakek, rindu pada saudara-saudara, rindu saat-saat indah berhari raya, saat Idul Fitri.

Catatan:

*Berikut ini bacaan takbir, tahmid, tahlil, dan tasbih–biasa dikenal dengan bacaan takbiran— yang selalu dikumandangkan saat Idul Fitri atau Idul Adha–dua hari raya besar bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Yang dikumandangkan Imam:

Allahu akbar

Allahu akbar

Allahu akbar

Laa ilaaha illallaahu Allahu akbar

Allaahu akbar

Wa Lillaahil-hamd

Yang dikumandangkan Ma’mum:

Allahu akbar

Allahu akbar

Allahu akbar

Laa ilaaha illallaahu Allahu akbar

Allaahu akbar

Wa Liillaahil-hamd

Kegiatan pengumandangan ‘takbiran‘ di atas dilakukan berulang tiga kali, kemudian imam mengumandangkan ‘takbiran’ lainnya, seperti berikut ini.

Allaahu akbar kabiiraa

Walhamdu lillaahi katsiiraa

Wasubhaanallahi bukhratawwa ashiilla

Laa Illaaha Illallahu wala na’budu illaa iyyaahu

Mukhlishiina lahuddiin

Walau karihal musyrikuun

Walau karihal kafiruun

Walau karihal munafikuun

Laa ilaaha illallahu wahdah

Shodaqa wa’dah

Wana shara ‘abdah

Wa a’azza jundahu wahazamal ahzaaba wahdah

Laa ilaaha illallaahu Allahu akbar

Allaahu akbar

Wa lillaahil- hamd

Setelah bacaan ini, makmum kembali mengikuti dengan mengumandangkan seperti bacaan di atas–yang dikumandangkan makmum.

Penting: Mohon maaf bila dalam penulisan bacaan ‘takbiran’ di atas ada kekeliruan dalam hal transliterasi Arab ke dalam tulisan Latin.  Sungguh tidak mudah mentransliterasikannya! Sangat dianjurkan bagi Anda untuk membaca tulisan arabnya– selain lebih mudah membacanya, juga insya Allah benar pengucapannya. Oleh karena itu, bagi Anda yang mengerti bahasa Arab, khususnya bahasa Al Qur’an, saya mohon keikhlasannya untuk mengkoreksi bila ada kekeliruan. Terimakasih!

-**Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, selain memang disebut dengan Idul Fitri juga populer dengan sebutan lebaran. Mungkin dari bahasa Jawa, yakni dari kata: lebar yang berarti berhenti atau selesai; Maksudnya, berhenti mengerjakan puasa Ramadhan.

-***Gambar kue browniesnya diambil dari sini!

– ‘Takbiran’, dari kata takbir, yaitu ucapan: “Allahu akbar” yang berarti Allah maha besar.

19 Comments

Filed under Bahasa, Cerita Menarik, Cerpen, Curhat, Harapan, Indonesia, Matematika, Matematika SD, Matematika SMP, Pembelajaran, Pendidikan, Pendidikan Matematika, Renungan, Sains, Sastra, Tokoh

19 responses to “Berbagi Saat Idul Fitri

  1. wah, tokoh tom akhirnya muncul lagi, ya, pak. btw, selamat idul fitri juga, pak jupri, maafkan lahir dan batin semua kesalahan dan kehilafan saya selama ini. semoga lebaran tahun ini membawa banyak berkah dan hikmah. sukses selalu buat pak jupri.
    _________
    Al Jupri: Iya, Pak, muncul lagi. Dipostingan sebelumnya juga sudah muncul. 😀 Iya, Pak, saya juga mohon maaf atas segala kesalahan selama ini. Terimakasih, dan sukses juga buat Pak Sawali. 😀

  2. Itu brownies-nya bujursangkar atau empat persegi panjang ya??

    Btw….. rupanya memang harus dicitrakan jikalau lebaran tidak harus identik dengan ketupat, bisa saja dengan brownies atau juga pizza, atau bahkan bisa jadi hamburger (yang terakhir ini sangat tidak dianjurkan karena banyak mengandung trans fat). Huehehe…..

    Ya udah… selamat lebaran buat kang Jupri. Mohon maaf segala kesalahan lahir dan batin. 😀
    _____________
    Al Jupri: MMm.. bentuknya [empat] persegi panjang, Pak! 😀
    Iya sih, kue apa saja bisa dinikmati saat lebaran asal halal! 😀 Dan tidak harus identik dengan ketupat

    YA udah met lebaran juga buat Pak Yari. Mohon maaf juga atas segala kesalahan saya selama ini, mohon maaf lahir dan bathin. 😀

  3. Deä$y

    Met Idul Fitri jga,mohon maaf lahr btn.
    Kmu kreatif ya,disela2 aktifts kmu yg pdat,msh smpt bkn cerpen.
    Si Tom kepintaran ya,mtong kuenya pke teori mtk. Ya iyalah,si alvi akn berpikrn kue astro lebh besar sebab potongan lebh melebar dibanding ptngan kue s alvi yg memanjang.klo djelasin pke teori mtk ga akn ngerti dia bhwa luas ptgn A dan B sama.kecuali kuenya dikashn sma mahasiswa mtk pasti ga akn jd berantem tuh he he. Klo menurutku sih panggil lg s astronya trus suruh ukur panjang dan lebar ptgn A dan B pke penggaris.trus surh ukur luasnya pasti sma. Tp kayanya kelamaan ya keburu lapar he he.tp bgus tuh supya mereka belajar berpikir kritis bhwa sesuatu yg sama tidak hanya bentuk dan ukurannya yg sama,tp luasnya.
    Bgus ide potong kuenya tuh,tar mau sy coba praktekan d kelas buat murid2 sy..
    _________
    Al Jupri: Terimakasih! 😀

  4. Taqobbalallahu minna wa minkum. Taqobbal yaa Karim. Kullu aamin wa antum aqrobu ilallahi. Salam ta’dzim (Adi Sucipto dan Keluarga)
    _________
    Al Jupri: Sama-sama Pak, Selamat hari raya Idul Fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan bathin. 😀

  5. Met lebaran
    mohon maaf lahir batin.
    terus berjuang di negeri seberang!
    ________
    Al Jupri: Met lebaran juga. Terimakasih! 😀

  6. Selamat Idul Fitri 1429 H
    Mohon ma’af lahir dan batin
    _______
    Al Jupri: Sama-sama. Selamat Idul Fitri 1429 H. 😀

  7. little_@

    Selamat Idul Fitri 1429 H
    Mohon ma’af lahir dan batin
    ________
    Al Jupri: Sama-sama. MEt Idul Fitri and mohon maaf lahir dan bathin. 😀

  8. Pokoknya met lebaran dulu, maaf lahir batin
    ____
    Al Jupri: Sama-sama, Pak! 😀

  9. dasar orang matematika! motong kue aja pakai ilustrasi yang matematis banget… hehehehehe…

    Mohon maaf atas tulisan yang kurang ajar saya selama berkomunikasi dengan pak jufri… lahir dan batin..
    ____
    Al Jupri: Sama-sama, Pak! 😀

  10. Cara meyakinkannya yaitu memberikan potongan kuanya Tom ke dia.. Daripada nangis… Apalah artinya sepotong kue kecil bagi diri sendiri apabila itu akan lebih berguna untuk orang lain… ^^

    Kupikir, Alvi yang masih kecil itu tak akan mengerti jika diberi penjelasan matematika. Tapi, kalau memang harus diberi penjelasan matematika, maka: “Alvi, bagian km itu tak lebih kecil daripada bagian Asro.. Bagian km memanjang ke bawah sedangkan bagian kk memanjang ke samping. Coba kamu hitung, 2×3 apakah berbeda dengan 3×2?”

    Perhitungan matematis: (/\ adalah segitiga)
    Luas diagonal kiri = luas diagonal kanan
    A + /\up left+ /\down right = B /\up left + /\down right
    Thus, A = B.
    ____
    Al Jupri: Makasih atas jawabannya. 😀

  11. met lebaran. taqaballahu minna wa minkum…
    btw asyik juga cara iris kuenya
    ________
    Al Jupri: Met lebaran juga… makasih! 😀

  12. luvie

    Ass..
    Minal aidzin wal faidzin, maaf lahir batin ya…
    Kok bisa ya brownies jadi cerita seru… asyik benar deh.. begitu kata murid saya di sekolah.
    Saya sangat tertarik dengan semua ulasan anda, kebetulan saya guru SD di palembang, dan kebetulan saya juga mahasiswa di pps unsri yang melihat makalah anda waktu knm 08 di unsri, menarik sekali. Lain kali mungkin saya bisa bertanya tentang soal open ended yang laen ya pak… Selamat berjuang di negeri orang ya, mungkin aja nanti saya juga bisa ke Utrech… wass
    _____________
    Al Jupri: Wa’alaikum salam. Terimakasih atas kesan-kesan dan juga informasinya ya… 😀

  13. Anonymous

    ga baca smua, nanti pasti dibaca. maaf lahir batin. dah beres!

  14. Maaf lahir dan batin y.. lama ga ketemu. susah banget y pengen ketemunya. td sy telp no hp yg dulu, yg terima awewe, ga kenal, emang gmana? udah beres?
    _______
    Al Jupri: Maaf lahir dan bathin juga, Pak. Selamat lebaran….

    Duh, sbtlnya saat pulang kemarinnya, saya ingin ketemu. Tapi, karena masih mikirin penelitian… dan juga sibuk ngurusin adik-adik sekolah, kuliah (pusing juga, Pak biayanya… 😀 )… saya ga bisa santai…

    Saya putuskan, insya Allah, nanti saja saat udah beres kuliahnya untuk silaturahmi dengan guru-guru, termasuk bapak, dan juga dengan teman-teman sekolah lainnya. Biar tenang…

    Oh, iya. Sekarang, saya sudah di Belanda lagi. Lagi berjuang nulis thesis Pak. Minta do’anya.. makasih sblmnya.

    Salam buat keluarga bpk. Salam juga buat guru-guru yang lain. 😀

  15. akhmadfauji

    Asyik jg cerpennya..
    Med lebran mhn maaf lhr n btin.
    Mulæ dri nol lagi ya…
    Slm knl dri fauji.
    http://www.akhmadfauji.wordpress.com

  16. wah, jadi heboh ya, si Alvi, he… minal aidzin walfaidzin Mohon maaf lahir batin ya pak jupri.

  17. Hehehe…tergantung, browniesnya bujur sangkar atau persegi panjang….wahh bapak ini, benar-benar suka dengan matematika.
    Btw, selamat lebaran, dan mohon maaf lahir batin.

  18. Wah… Telat, tapi ga apa-apa deh. Daripada tidak sama sekali? Maaf lahir batin ya… Maafkan saya bila selama ini banyak kesalahan komentar di blog ini.

  19. nice idea pak untuk kelanjutan thesis saia.contextnya mirip dengan yg saya buat, tapi ide bapak menarik..
    Sekalian maaf lahir bathin lageee…

Leave a comment