Oleh: Al Jupri
Fajar mulai menjelang, Matahari bangun menampakkan sinar, dan merah shubuh pun mulai terlihat. Kabut putih mulai menipis, Dingin mulai lari, Ayam berkokok bersahutan, dan Adzan subuh pun berkumandang di berbagai penjuru negeri.
Sementara itu di sebuah semak belukar, dekat perkebunan penduduk desa, sang Kancil masih malas untuk bangun pagi. Dia baru terjaga dari tidurnya.
“Hmmmh, hari ini saya harus pergi sekolah. Belajar bermacam ilmu dan pengetahuan. Duh, masih males…,” gumam Kancil lalu beranjak dari tempat tidurnya. Kemudian dia dengan cepat menuju sungai kecil dekat rumahnya untuk segera mandi. Tak lupa setelah beres mandi dan sholat subuh dia membersihkan tempat tidurnya. (Kayak lagu bangun tidur saja… ) Sementara ibu Kancil sudah siap dengan sarapan pagi, sepiring ketimun kesukaan anaknya sang Kancil-unyil. Ya, Kancil-unyil nama lengkap anaknya.
“Assalamu’alaikum,” terdengar salam dari Kerbau-keribo, teman Kancil-unyil, di depan rumah.
“Wa’alaikum salam,” jawab ibu Kancil.
“Hai Kerbau, mari masuk dulu. Si Kancil sedang sarapan tuh, ayo ikutan…” ajak ibu Kancil kepada Kerbau.
“Makasih Bu, saya sudah sarapan sekeranjang besar rumput segar, tadi di rumah,” jawab Kerbau.
“Kerbau, sebentar ya saya ambil tas sekolah saya dulu,” ucap Kancil yang sudah beres sarapan.
Kemudian dua sahabat karib itu pun berangkat sekolah, berjalan kaki dengan riangnya. Melintas hutan, menyebrang sungai, melewati sawah, ladang hingga sampai di sekolah mereka.
Di sekolah mereka bertemu teman-teman lainnya. Ada Monyet, Kura-kura, Kucing, Tikus, Harimau, Siput, dan Buaya. Mereka semua belajar dalam kelas yang sama. Setelah waktunya tiba, belajar pun dimulai. Mereka diajari oleh Bu Guru mereka yang pandai dan bijak, Bu Gajah namanya.
Pulang sekolah, Kancil dan Kerbau pun pulang bersama. Di kala Mentari sedang terik-teriknya, rupanya sang Kancil kelelahan dan merasa lapar di perjalanan. Kerbau pun sudah mulai kepanasan.
“Kita istirahat dulu yuk di situ tuh,” ajak Kancil pada Kerbau sambil menunjuk tempat rindang dekat pematang sawah tempat mereka jalan kaki. Kerbau pun setuju.
“Cil, saya juga mau ngadem dulu ya di kubangan itu tuh,” kata Kerbau terus menuju kubangan lumpur dekat Kancil istirahat.
Sambil istirahat di bawah pohon rindang, rasa lapar makin menjadi. Ingin rasanya dia sampai ke rumah, tapi jarak masih jauh. Diapun membayangkan ketimun segar makanan kesukaannya. Terus kemudian berpikir, bagaimana caranya dia mendapatkan ketimun tersebut. Pikiran “cerdik” tapi nakal mulai merasuk. Sang Kancil berpikir bagaimana meminta bantuan temannya sang Kerbau untuk mengambil ketimun milik Pak Tani dekat tempatnya istirahat.
Sementara itu, sang Kerbau sambil berendam di kubangan air dan bermanja-manja membasuh tubuhnya, dia berpikir mencari pemecahan soal PR yang diberikan oleh Bu Gajah tadi pagi. Soalnya itu seperti berikut ini.
Saya mempunyai sepuluh buah ketimun. Kemudian akan membaginya dalam dua bagian. Banyaknya tiap bagian saya kalikan dengan dirinya sendiri, dan ketika saya tambahkan hasil kedua perkalian tersebut, jumlahnya adalah lima puluh delapan. Berapa jumlah masing-masing bagian tersebut?
Kerbau berpikir keras berusaha memecahkan masalah tersebut. Karena dia ingat pesan ibunya, bahwa dia harus belajar dengan rajin agar jadi orang pandai yang berguna kelak. Tapi, setelah beberapa lama berendam dan berpikir, pemecahan soal tersebut tak kunjung ditemukan.
“Cil, PR dari Bu Gajah tadi kamu bisa engga?” tanya Kerbau, beranjak dari kubangan, dan menuju pada sang Kancil yang sedang istirahat. Kancil jawab, “Eh iya, saya belum tahu. Saya belum mikirin PR itu. Saya mikir yang lain.”
“Dari tadi saya mikir, belum bisa juga. Mungkin kalau kamu yang mikir, bisa dengan mudah soal tersebut dijawab. Itukan soal tentang Ketimun, makanan kesukaan kamu,” kata Kerbau pada Kancil.
“Ngomong-ngomong, saya lapar nih, yuk kita ngambil ketimun Pak Tani di sana tuh, ” ajak Kancil.
“Gemana caranya Cil?”
“Ah, gampang saja. Gini caranya…” kata Kancil kemudian membisik ke telinga Kerbau.
Kerbau berpikir berulang kali. Mulanya dia akan tergoda. Dan akan menuruti perkataan kancil. Tapi kemudian dia ingat pesan ibunya, bahwa dia tidak boleh nakal. Tidak boleh mencuri.
“Ngambil? Ga mau ah kalau ga bilang dulu ke Pak Tani! Kalau ngambil tanpa bilang-bilang, itu namanya mencuri, ga mau ah,” tolak Kerbau dengan tegas.
[Bersambung]
=======================================================
Segitu saja ya, silakan disambung sendiri ceritanya! Sampai jumpa di tulisan berikutnya. Mudah-mudahan cerita ini ada manfaatnya. Amin.
Catatan:
-Dongeng ini dibuat segera setelah membaca dongeng Si Kancil dan Kerbau Dungu
-Gambar-gambar diambil dari sini: http://www.gonomad.com/features/0612/komodo-images/Kerbau.jpg
dan sini: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d6/Cucumis_sativus1.jpg
Wah…. vertamax nih!
Jawabannya udah ketemu!
**sambil ikut ngebisikin si kerbau jawaban dan jalannya**
eh, omong2 saya belum pernah yang namanya lihat binatang yang namanya kancil, lihat gambarnya aja belum pernah! Huehehehe….. norak ya!
__________
Al Jupri says: Saya juga belum pernah lihat, Pak Yari. Saya cari-cari gambarnya di search engine, ga memuaskan hasilnya, jadinya tidak ditampilkan gambar Kancil itu seperti apa… 😀 ,
saya tau jawabannyaaa!!!
*nunggu lanjutannya*
___________
Al Jupri says: Apa jawabannya cK? Silakan lanjutin sendiri deh ceritanya. Lanjutan ceritanya, mungkin dalam bentuk yang lain… 😀
Wah, ini lebih menarik yach.
Lebih santai penyajiannya dan enak dibaca, euy.
Okey deh, seperti biasa selalu menuggu jawabannya, he he he.
_________
Al Jupri says: Terimakasih. Ga usah ditunggu mba… 😀
*bzzztttt*
ups..otak saia korsled…
_________
Al Jupri says: ???? 😀
Whaa…. itu pake persamaan akar kuadrat ya ?!?… Jawabannya 7 dan 3 😀
_________
Al Jupri says: Jawabannya benar. Terimakasih. “Caranya gemana?” tanya Kerbau pada Supriman. Hehehe… 😀
Cara cerdas menggoda pembaca … (kalau pembaca tergoda he he)
_________
Al Jupri says: Maaf, Pak, kalau (termasuk pembaca yang) tergoda.. hehehe… 😀
Hmmm ternyata banyak gambar kancil di Google. Iya kalau cari dengan kata ‘kancil’ agak susah ya. Coba deh cari pakai bahasa Inggrisnya ‘mousedeer‘ atau ‘chevrotain‘, atau bahasa Perancisnya ‘le chevrotin‘. Banyak! (Saya sebelumnya nyangka chevrotin itu cuma keju!) 😀
10=x + y————-(1)
58=x^2+y^2——-(2)
——————
x=10-y———(3)
(10-y)^ + y^2 = 58
(100 – 20y + y^2) + y^2 = 58
100 – 20y + y^2 + y^2 = 58
100 – 20y +2y^2 = 58 (:2)
y^2 – 10y + 50 = 29
y^2 – 10y + 50 – 29 = 0
y^2 – 10 y + 21 = 0
pake rumus kecap/pemfaktoran
(y – 3) dan (y – 7)
bagian pertama = 3 dan bagian kedua = 7
Baca ceritanya ingat pada dongen sang kancil, tapi ini berbau matematika jadi asyik mendengar eeeh malah sulit mengkalkulasinya… kemudian mencoba memahami yang diatas saya, duuilaaaah makin rumit dah otakkau… entah kebanyakan dosa apa kebanyakan ngelamun yaa dulunya waktu guru matematikaku memberi soal seperti itu… 🙂
*manggut-manggut* sambil mikir2 kapan dialanjut ceritanya… 🙂
uhui
wkwkwkw
ssh bgt ampe berlipat ne otak gw
da yg lbh bgs g????????????????
FYI
Setelah diteliti, katanya kancil itu tak sepenuhnya suka sama yang namanya ketimun?!
Kancil minta Bu Guru supaya Pak Tani mau
memberi ketimun pada Kancil .. dan Kerbau minta
juga …. karena Kancil dapat bagian 6 x 6,
Kerbau dapat 4 x 4 .. dan Bu Guru dapat dua sisanya
….. begitu kan, Pak Jupri ???? 😀 😀
eh bagus juga cerita ni tapi banyak yang salah eja contoh macam subuh jadi shubuh.
@nana: Terimakasih! Terimakasih juga atas koreksinya. Iya, mungkin beberapa kata ada yg keliru ejaannya. Seperti halnya yang mba/ibu/pak Nana lakukan, misal kata “ni” yang seharusnya ditulis “ini”. 😀
bagus bangett cerita nya tpi banyak yang curang
:):):)
Nah ini sangat menggelitik untuk menerjemahkan persoalan sosial menggunakan pemodelan matematika. Tapi sangat jarang anak-anak kita yang bertanya seperti itu saat bermain. 😀
bagus lo..ceritanya
lebih baik tidur lagi, dari pada makan timun tak enak di hati.
lebih baik tidur lagi, dari pada makan timun tak enak di hati. seperti biasa tunggu kisah lebih lanjut
he…….,emANG BAGuzz crITANX YA…..
BAguz bgt mAlahan….!!!
jd no COMENt deCh…!
ih lucu bgt
tpi ceritanxa cma b. indo gught da cerita b.inggris.a
waw gan bsg pertamaxx ne
ihh….
cerita nya kok bersambung….
gak asik…
😥
Susah juga ya kalau kalkulator habis batrai
kaci pogi sokola
mkasih ca skarg q bsa ngerjin prku
mkacasih caaaaaaaaaaaaa…………………..???????????????
kalau mengajar matematika dg dongeng kyk gini sy rs anak2 didik senang bljr matematika. Makasih idenya
apa sih nilai baik nya si kerbau dan nilai buruknya sikancil?????????
manteep banget blognya, baru tau ada matematika bisa diajarkan dengan pendekatan begini. dari saya SD-Kuliah ga pernah tuh ada guru yang seperti ini.
wkwwwkwwkwwkwwkwkwk
seru bangettt ceritanya
😛
nicerita tentna pinyaram tujuh.
pada suatu mlm sang ayah berpesan sm istri y untuk membuat pinyaram tujuh buah.dan sang ayh prg mcr ikan disungai,mlm sdh tiba!
sang ibu sdn membuat pinyaram dia mempunyai anak tujuh org,sang ank pertama bangun dr tdr ia berkata,apa yg ibu buat itu tanya sang ank pd ibu y,ll ibu mjwb ibu buat pinyaram untk ayh mu,
mintak bu ? ank,
gx bolek,ibu
napa gx blg bu? ank
ini untk ayh mu! ibu
sata aja bu? ank
ambil lah tp jg bangun kan ka2k mu y.ibu
iya makasik bu.ank
bersambung…
dasar kancil pikiranny ketimun ajah kwokwokwowkwowko
w pengen menjadi nax muslim anak majlis nurul mustafa ALLAHUAKBAR ALLAH MAHA ADA
Saya mau tanya; Si kancil anak nakal aslinya cerita darimana ?
Dari Indonesia…
huuummmhh . . .
trnyata kancil cuma adanya di dunia dongeng aj . . . .?
sy blum perna lhat fotonya.
Gx enak lau gx smpk hbs.
Critanya bagus tapi gx selesai
Ja.mwwpw
Kerbau e spt e bgs
cerita nya bgs, tp msh bnyk yg harus di perbaiki. 😀
Hmz tu cerita menarik,kerenz xu suka
Agung
Iin
Galuh
Rangga