“Menafsirkan” Konsep-konsep Fisika, Bagaimana?

Oleh: Al Jupri

Seringkali ketika belajar fisika di sekolah, kita serasa dijejali rumus-rumus yang kurang dapat dimengerti maknanya. Kita seperti hanya diajari rumus dan contoh pemakaiannya dalam pengerjaan soal. Kita seperti hanya diajari contoh-sontoh soalnya saja. Akibatnya kita seringkali hanya bisa menjawab soal-soal fisika yang sudah pernah ada contohnya, namun kesulitan menyelesaikan soal-soal lain yang belum ada contoh penyelesaiannya walaupun konsep yang dipakai “itu-itu” juga. Apa sebabnya?

Sebabnya adalah kemungkinan karena kita belum mengerti konsep, kita hanya hafal konsep atau rumus, kita hanya terampil melakukan perhitungan, kita hanya terpaku pada contoh yang sudah ada, tetapi kita kurang mengerti makna konsep yang kita pelajari. Sebagai contoh mari kita ambil yang sederhana, yaitu konsep percepatan. Untuk mengerti tentang percepatan tentu kita perlu tahu tentang kecepatan. Seperti apa hubungan keduanya?

Biasanya yang terbayang dan terampil kita hafal tentang kedua konsep ini adalah rumus dan definisi keduanya. Kecepatan (v) dirumuskan sebagai v = \frac{s}{t} yakni didefinisikan sebagai perpindahan (s) dibagi waktu tempuh (t). Percepatan (a) dirumuskan dengan a = \frac{v}{t} yakni didefinisikan sebagai (perubahan) kecepatan dibagi (perubahan) waktu. Konsep percepatan itu meliputi percepatan yang semakin cepat (biasa disebut percepatan saja) dan percepatan yang semakin lambat (biasa disebut perlambatan). Walaupun kita hafal rumusnya, kita hafal pendefinisiannya, seringkali kita kurang mengerti makna sebenarnya dari konsep-konsep tersebut.

Lantas seperti apa makna sebenarnya dari konsep percepatan itu? Bagaimana kaitannya dengan kecepatan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut berikut ini saya kutipkan penjelasan melalui contoh sederhana dari seorang pakar fisika Indonesia, Yohanes Surya, yang saya ambil dari salah satu makalah* yang ditulisnya.

Kutipan 1:

Misalnya sebuah sepeda bergerak dengan kecepatan 10 m/s, kemudian sepeda itu diperlambat dengan perlambatan 2 m/s2, dimana kapan sepeda itu berhenti? Soal ini dapat dikerjakan dengan mudah sekali jika kita tahu konsep percepatan atau perlambatan. Dalam hal ini perlambatan 2 m/s2 artinya dalam 1 detik kecepatan sepeda berkurang 2 m/s. Karena ia mula-mula mempunyai kecepatan 10 m/s maka sepeda itu akan berhenti setelah 10/2 = 5 detik. Jadi dalam hal ini siswa tidak perlu menghafal rumus. Pendekatan dengan penguasaan konsep fisika ini sangat disukai oleh para guru dan kini sedang dalam taraf penyusunan untuk dibukukan. Dengan menguasai pendekatan cara ini siswa akan mampu menurunkan berbagai rumus dengan sendirinya dan dapat memanfaatkan rumus ini untuk mempercepat penyelesaian soal.

Kutipan 2:

Contoh penurunan rumus dari konsep percepatan adalah sebagai berikut. Suatu benda bergerak dengan percepatan a, artinya tiap detik kecepatannya bertambah a, dalam t detik kecepatannya bertambah at. Jika kecepatan mula-mula benda adalah V0 maka kecepatan benda sekarang adalah V = at + V0. Inilah salah satu rumus gerak!

Setidaknya dari kedua kutipan di atas, seharusnya sekarang kita mengerti makna dari percepatan itu seperti apa. Namun bisa jadi banyak di antara kita yang belum mengerti kedua kutipan tersebut. Bagaimana wahai pembaca, sudah mengerti belum? Bila sudah mengerti bersyukurlah. Bila belum, mari kita coba bersama-sama pahami kutipan-kutipan tersebut.
Untuk kutipan 1.

Biasanya bila kita hanya hafal rumus, permasalahan yang ada di kutipan 1 diselesaikan seperti berikut ini.
Diketahui: kecepatan sepeda adalah v = 10 m/s; perlambatan(percepatan) sepeda adalah a = 2 m/s^2.
Ditanyakan: waktu berhentinya sepeda alias t adalah?
Jawab: a = \frac{v}{t} = \frac{10}{2} = 5 m/s^2.

Cara pengerjaan seperti ini sederhana, langsung pada sasaran, namun kita kurang mengerti maknanya. Cara pengerjaan seperti barusan yaitu, masukan nilai-nilai yang diketahui, kemudian hitung. Dan setelah selesai perhitungan, habis perkara! Tentu cara pengerjaan ini tidaklah keliru, benar adanya. Tetapi pemaknaannya serasa kurang. Bisa jadi kita yang mengerjakan dengan cara seperti ini sebenernya tidak mengerti, cuma hafal rumus, hafal contoh soal, hafal cara pengerjaan saja.

Bila kita mengerti konsep percepatan, permasalahan di kutipan 1 dapat dipahami begini (walau sudah dijelaskan di kutipan 1 saya coba tulis dengan kata-kata saya). Karena perlambatannya adalah a = 2 m/s^2, maka ini berarti setiap detik kecepatan sepeda berkurang 2 m/s. Kenapa? Secara matematis a = 2 m/s^2 = \frac{(2 m/s)}{1 s} alias percepatan(perlambatan) nya sama dengan kecepatan 2 m/s dibagi 1 sekon (detik).

Karena kecepatan sepeda mula-mula adalah v = 10 m/s, maka waktu pada saat sepeda berhenti dapat kita tentukan seperti berikut ini.

Detik pertama, kecepatan berkurang 2 m/s sehingga kecepatannya tinggal 8 m/s;

Detik kedua, kecepatannya berkurang 2 m/s sehingga kecepatannya tinggal 6 m/s ;

Detik ketiga, kecepatan sepeda berkurang 2 m/s sehingga kecepatannya tinggal 4 m/s;

Detik keempat, kecepatan sepeda berkurang 2 m/s sehingga kecepatannya tinggal 2m/s;

Detik kelima, kecepatan sepeda berkurang 2 m/s sehingga kecepatannya tinggal 0 m/s.

Nah arti kecepatan 0 m/s adalah berarti bahwa sepeda itu tidak bergerak lagi alias diam = berhenti. Jadi, sepeda akan berhenti pada detik kelima.

Lalu kenapa bila menggunakan rumus percepatan secara langsung kita hanya perlu melakukan pembagian saja? Jawabnya, secara matematis, proses pengurangan yang berulang (seperti yang sudah dilakukan tadi) sama artinya dengan pembagian. Jelasnya seperti berikut ini.

10 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0 (bilangan 2 berulang lima kali) sama saja dengan konsep pembagian \frac{10}{2} = 5.
Bagaimana menurut Anda? Makin mengerti atau malah makin tak mengerti? 😀
Untuk kutipan 2.
Sebagai bahan latihan bagi Anda coba “tafsirkan” kutipan 2 di atas. Selamat mencoba dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Catatan:
-Bagi pembaca yang kompeten di bidang fisika, bila ada kekeliruan di artikel ini mohon koreksinya. Terimakasih. 😀

-Artikel ini bisa jadi terkait dengan artikel lain yang berjudul “Cinta Pertama, Susah Lunturnya”

-*Olimpiade Fisika dan Dampaknya di Indonesia

26 Comments

Filed under Fisika, Iseng, Pendidikan, Renungan, Sains

26 responses to ““Menafsirkan” Konsep-konsep Fisika, Bagaimana?

  1. saya menghayalkan bagaimana rumus kecepatan ini dipakai untuk memperkaya pengetahuan. Sejauhmana kecepatan otak menangkap sinyal2 ilham (ide) lalu bagaimana didefinisikan dengan rumus itu. Nantinya bisa menajadi standar baku untuk diterapkan pada murid2 kita yang kadang belel dalam mengartikan pelajara. Biasanya yang bersifat eksak…

    heheh loh kok, aku jadi ngaco sih .. maklum oot soalnya kang Jupri 🙂 maafkan hamba tuan. hamba tak tidak nyambung ….

  2. kalau pendekatannya dari rumus memang itu yang membuat fisika jadi seram, anak anak lebih suka jika diberi narasi yang baru kemudian dijadikan rumus, cuma biasanya saya juga susah menyambungkan cerita kepada definisi
    CMIIW

  3. cK

    wew…entah kenapa saya nggak suka fisika. ribet 🙄

  4. Hmmm sepertinya kalau misalnya rumusnya sederhana memang enak seperti cara di atas sih seperti misalnya soal kecepatan dan percepatan atau rumus luas dan keliling bangun geometri sepertinya memang enak diterangkan seperti cara di atas. Tapi coba kalau rumusnya rumit dikit seperti ini:
    r=\frac{N \sum_{}^{} X' Y' - ( \sum_{}^{} X')(\sum_{}^{} Y')}{\sqrt[]{[ N \sum_{}^{}{X'}^{2} - ({\sum_{}^{}X'})^{2} ][ N \sum_{}^{}{Y'}^{2} - ({\sum_{}^{}Y'})^{2} ] }}
    kayaknya buat saya untuk mengerti rumus kayak begitu (rumus statistik entah apaan! 😀 ) dengan cara penafsiran konsep seperti di atas kayaknya bikin mabok juga deh, jadi sepertinya mendingan dihafal deh hehehehe….:D (lagi kerajingan \LaTeX 😀 )

  5. kalau fisika masih di bab mekanika sih asik banget. tapi kalau udah di fisika modern
    aaaaaaarrrrgggghhhhh………..

  6. kalau fisika masih di bab mekanika sih asik banget. tapi kalau udah di fisika modern
    aaaaaaarrrrgggghhhhh………

  7. entah kenapa jadi dua kali. sori ya!

  8. # Kurtubi: wah ide yang bagus nih Mr. Kurt. Iya yah gemana caranya ya agar semakin banyak siswa memaknai pelajaran yang dipelajarinya…?

    #Kangguru: Iya kang, seringkali kita tak mudah menemukan konteks yang pas untuk menyampaikan konsep ke siswa. Tapi saya yakin Kangguru lebih tahu dan tahu menyelesaikan masalah ini, klo saya engga tahu apa-apa…(tulisan ini juga rada-rada iseng… jadi klo ada kekeliruan mohon koreksinya…).

    #cK: tanya kenapa? Ribetnya kenapa ya…? 😀

    #Yari NK:
    Pak Yari rumus yang ditulis pake LaTeX ini kan klo saya tak salah adalah rumus koefisien korelasi (di statistika).
    Memang penurunan rumus2 di statistika itu puanjang banget Pak. Penurunan satu rumus pendek saja misalnya bisa sampai 6-10 halaman kertas folio (teringat kuliah statisika matematik dulu). Tapi asyik loh…. serius (klo sudah terbukti… wow leganya ga ketulungan). Makanya, biasanya untuk kebutuhan praktis, rumus-rumus statistika itu tinggal pakai saja, yang penting mengerti interpretasi hasilnya…

    #JARDIQ:Wah hebat dunk mas Jardiq… (jarang-jarang lho yang menyukai topik mekanika). Saya malah suka yang topik listrik and magnet (lebih mudah), tapi itu juga yang teorinya sih (prakteknya mah, males saya mah, kurang suka).

  9. Hartono

    Konsep yang diberikan oleh Pak Al Jupri memang benar sekali.Seperti juga konsep yang sering diberikan oleh Prof.Yohanes Surya, yaitu Fisika tanpa rumus.Tetapi menurut hemat saya,fisika tanpa rumus seperti itu hanya efektif untuk:1.Murid yg IQ nya agak mendingan ( kalo belum boleh disebut jenius )2.Soal-soal yang aga sederhana,jika untuk menyelesaikan soal yang menggunakan rumus yang sifatnya agak nyelimet,pasti ga efektif seperti contoh yang diberikan oleh Sdr.Yari NK diatas.Mungkin sementara ini semua soal diselesaikan dengan logika + pengertian akan dari mana datangnya rumus tsb akan lebih menjanjikan ketimbang tanpa rumus sama sekali. Tolong dikoreksi jika ada pendapat saya yang kurang berkenan di hati teman2 semua.terima kasih.
    _________
    Al Jupri says: Saya sependapat pak… Terimakasih atas masukannya. Btw, bapak ini guru fisika? (Nebak…) 😀

  10. doeytea

    Belajar fisika seharusnya memang memahami dulu konsep-konsepnya. Baru kemudian, untuk menyelesaikan perhitungan kita gunakan matematika sebagai alat. Nah, yang salah kaprah itu biasanya siswa belajar fisika mengedepankan rumus-rumus matematika tanpa tahu konsep yang ada di balik rumus tersebut sehingga kalau ada soal-soal yang berkaitan dengan konsep bingunglah siswa tersebut. Tapi pendapat saya ini cuma pengalaman saya belajar fisika waktu SMA dulu. Eh. ngomong-ngomong ada blog nya guru fisika enggak ya? Tentu saja yang isinya seputar pengajaran fisika.
    ________
    Al Jupri says: Ya saya sependapat dengan komentar bapak. Oh iya, sepertinya yang khusus pengajaran fisika saya belum tahu (eh kayaknya ada, tapi lupa tuh pak,,, maaf). Kalau seputar fisika silakan kunjungi ini

  11. Sayang, guru fisikaku dulu tidak pernah menjelaskan seperti ini…
    Tapi kasihan juga sih, memang pelajaran fisika selalu terburu-buru, banyak materi tapi waktu yang disediakan sedikit, jadi pendalaman harus dilakukan oleh siswa sendiri….
    ________
    Al Jupri says: Betul juga kang, memang banyak materi yang harus disampaikan. Tapi, menurut hemat saya, tak harus semua materi didetailakan seperti ini kalau membutuhkan terlalu banyak waktu. Tapi, pilih beberapa topik saja yang memungkinkan. 😀

  12. boyle-einstein

    menurut saya pengertian diatas itu hanya untuk pengertian anak sma atau smp aja yang ga terlalu banyak melihat ruang sedangkan fisika sebenarnya harus melihat kerangka acuan bukan hanya melihat ukuran satuan gimana jadi menurutku cara diatas hanya sedikit yang menggunakan dan cenderung tuk fisika tingkat rendah jadi kalo ada yang bisa buktiin tuk soal kuliah baru saya percaya!!!

  13. uki

    yah memang bagus solusi anda saya harap anda juga jangan jenuh dengan to masukin rumus 2 baru

  14. Fisika itu asyiik, terutama kalo dibarengi ama eksperimen2. Wah ada aja hal2 baru yang biasa terjadi di alam terasa tidak biasa ketika dijelaskan dengan konsep2 Fisika…..

  15. D Fizikerz

    Mungkin Fizika tanpa rumus memang lbh memukau, namun, sepertinya kurang dapat diterapkan dlm pelajaran fiz yang cenderung lbh rumit, apalagi untuk penjabaran rumus sprt yang diminta dlm soal olimpiade….
    semoga FizTaMus dapat selalu diimprovisasi n klo ud sukses, hub. kami, ya….
    salam!
    Fz1
    Fz2
    Fz3

  16. robi

    fisika itu mudah bila kita paham dgn konsep dan dpat berpikir logis…tapi bagaimana untuk bisa berlatih berpikir logis????

  17. menurut saya gt, kita harus memahami konsep terlebih dulu. masalahnya sekarang sedikit orang yang ingin memahami konsep. dia hanya menghandalkan contoh2 yang ada, giliran dikasih soal yang lain…aduh pusiiiiiiiiiiing dhe….

  18. Bayu Pamungkas

    kalaw yang seperti ini sih gampang menerapkannya dalam penalaran, tapi banyak hal yang saya tidak mengerti tentang bagai mana menerapkan konsep fisika, terlihat mudah dan menyenagkan tapi kalau terjadi kesalahan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan dalam penerapannya

  19. Esa

    wah..setujuh sedelapan sesembilan banget deh sama bpk. Waktu SMP sy suka bgt fisika, SMA malah jd “benci” [cuma fisika, utk matematika, kimia smpe sekarang msh baik2 aja :mrgreen: ]..tapi pas sekarang kuliah, ada cara menarik belajar fisika. Matematika jg semakin menarik. Wah..terima kasih Pak.

  20. abdul malik bin kasja

    jadi sebenarnya yang dimaksud konsep itu apa sih?
    saya masih dimarahi dosen ketika menjelaskan materi, tapi beliau sendiri (maaf) belum pernah memberikan apa itu konsep. ya meungkin adat dosen, selalu menyalahkan tanpa membenarkan. malah menyuruuh cari lagi, cari lagi. sekarang saya tanya mas jupri, “konsep itu apa sih?”
    punten mas, saya orang yang sangat kehausan. kasih saya air, jangan kasih cangkul. ^_^V

  21. abdul malik bin kasja

    oh iya mas, saya menemukan pengertian konsep dari wiki: ‘Konsep adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Suatu konsep adalah elemen dari proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak di mana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi, memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya.
    Konsep adalah pembawa arti. Suatu konsep tunggal bisa dinyatakan dengan bahasa apa pun. Konsep bisa dinyatakan dengan ‘Hund’ dalam bahasa Jerman, ‘chien’ dalam bahasa Prancis, ‘perro’ dalam bahasa Spanyol.’
    tapi saya tidak mengerti maksudnya apa, kalo bisa tolong disederhanakan dan to the point ya. Hhehehe…. Nuhun.

  22. sebenarnya fisika menarik kalo kita tau bahwa dalam sekeliling kita/ kejdian2 dalam kehidupan kita adalah penuh dengan hal2 yg berbau fisika… dari mulai duduk, berlari, bencana, dll…terdapat konsep2 fisikanya, dari gaya, kecepatan,dan lain2…

  23. i luv u Fisika…!
    km emang susah, tp dgn kerja keras
    aku bisa membuatmu jadi Mudah…!!!!

  24. ukhty fillah

    thanks!!! ats ilmunya…!!! FISIKA itu unik!!!

  25. Anonymous

    sy semua mudah ko konsep fisika entah mekanika ataupun moderen sy pikir tergantung kt belajat saja

Leave a reply to Opan Cancel reply